Rupiah Bukan Mata Uang yang Pelemahannya Paling Buruk

KATADATA | Arief Kamaludin
Rupiah bukan satu-satunya mata uang yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Di antara negara-negara emerging market, rubel Rusia tercatat yang pelemahannya paling buruk.
16/12/2014, 14.29 WIB

Menurut dia, ketiga variabel inilah yang menentukan nilai tukar rupiah ke depannya. ?Mata uang negara lain juga melemah, terutama yang punya problem inflasi dan current account deficit (defisit neraca transaksi berjalan) dan utang luar negeri swasta,? tutur dia saat dihubungi Katadata, Senin (15/12). 

Ekonom Bank Permata Joshua Pardede mengatakan, intervensi BI di pasar keuangan tidak dapat terhindarkan. Menurutnya, pelemahan rupiah saat ini dapat mengerek inflasi lebih tinggi yang bisa mengakibatkan kepercayaan investor berkurang. (Baca: Hadapi Pelemahan Rupiah, BI Minta Pemerintah Disiplin Jaga Fiskal)

Persoalannya, nilai tukar rupiah yang melemah bisa mendorong neraca perdagangan kembali defisit lantaran impor yang meningkat. Padahal, kinerja ekspor pun tidak bisa diandalkan akibat harga komoditas yang turun. 

Joshua menambahkan, perlu ada kebijakan fiskal pemerintah agar rupiah tidak melemah lebih dalam. Pemerintah perlu segera mengalihkan penghematan subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk infrastruktur dan program pemerintah lainnya. Ini supaya industri manufaktur bisa berkembang, sehingga ekspor dari sektor ini bisa ditingkatkan.

?Karena sudah nggak bisa lagi mengandalkan kebijakan moneter. Kalau kebijakan fiskal ini dilakukan, defisit transaksi berjalan bisa di bawah 3 persen, yakni 2,8 persen. Kalau saat ini belum bisa,? tutur dia. (Baca: Berkah Turunnya Harga Minyak, Negara ?Fragile Five? Menjadi ?Lucky Five?)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Arnold Sirait