Jokowi Effect Terhadap Rupiah Hanya Jangka Pendek

KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
22/7/2014, 12.52 WIB

?Selain itu, rupiah naik atau turun tergantung di balance of payment (neraca pembayaran). Kejadiannya sekarang tapi dampaknya 4-5 bulan sebelumnya,? kata dia.

?Yang jadi concern adalah flow-nya. Selama ini yang diperhatikan hanya defisit neraca dagangnya saja, tapi neraca income dan service yang selalu defisit kurang dijadikan perhatian."

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah dunia jenis brent untuk pengiriman September pada hari ini tercatat mengalami kenaikan 0,22 persen ke US$ 107,92 per barel.

Reza Priyamba, Kepala Riset Trust Sekuritas, menuturkan laju rupiah saat ini mampu kembali terapresiasi meski diterpa sentimen negatif melemahnya sejumlah mata uang Asia Pasifik imbas sentimen konflik di Ukraina dan Rusia.

Menurutnya, pelaku pasar berekspektasi positif jika hasil pemilihan presiden (pilpres) dapat diterima oleh kedua belah pihak. "Termasuk para relawan dan pendukungnya, sehingga tidak akan menimbulkan kekacauan," ujarnya.

Di sisi lain, muncul juga spekulasi bahwa inflasi di bulan Juli ini tidak akan terlalu tinggi seiring tidak terlalu signifikannya harga rata-rata barang konsumsi. 

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati