Gubernur BI: Neraca Perdagangan Mei Surplus

KATADATA | Donang Wahyu
KATADATA | Donang Wahyu
Penulis:
Editor: Arsip
13/6/2014, 15.04 WIB

Di sisi lain, Agus mengatakan, BI akan terus memantau pergerakan inflasi serta defisit neraca transaksi berjalan. Hal ini supaya target pertumbuhan ekonomi bisa sesuai target 5,1 persen ? 5,5 persen. Terlebih pemerintah berencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL) mulai 1 Juli nanti. ?Itu pasti akan menambah tekanan terhadap inflasi,? tuturnya.

Sebelumnya, Bank Dunia tetap memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,3 persen pada 2014. Sedangkan secara global, Bank Dunia mengoreksi dari level 3,2 persen menjadi 2,8 persen. Lembaga itu juga menurunkan proyeksi ekonomi untuk tahun 2015 dan 2016, masing-masing menjadi 3,4 persen dan 3,5 persen.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, revisi terhadap pertumbuhan ekonomi global lebih disebabkan karena faktor musim dingin di Amerika Serikat (AS). ?Musim dingginya sangat dingin, jadi panennya kurang di kuartal I,? tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, juga karena ada beberapa faktor yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap sesuai target, yakni ekspor, impor, dan pengeluaran pemerintah. ?Jadi masih aman.?

Sementara dampak pemotongan anggaran belanja yang diajukan dalam rencana pemotongan belanja pemerintah dalam (R-APBNP) 2014. Menurut Tirta, akan menurunkan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 0,17 persen. ?Dari tadinya 5,32 persen, sekarang 5,15 persen,? terangnya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati