Sementara, posisi uang kartal di masyarakat atau di luar perbankan dan BI pada April 2020 tercatat sebanyak Rp 634,1 triliun, tumbuh 7%. Pertumbuhannya lebih besar dibandingkan Maret 2020, yang sebesar 5,9%. Peningkatan pertumbuhan terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan kartal memasuki bulan Ramadhan.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, perlambatan M2 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih, dari 11,4% menjadi 6,2% pada April 2020. Hal ini seiring dengan kontraksi operasi keuangan pemerintah serta perlambatan penyaluran kredit.
Kontraksi operasi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tumbuh melambat 1,7%, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 14,5%. Kontraksi tersebut disebabkan oleh peningkatan kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa simpanan, baik rupiah maupun valas.
Sejalan dengan hal itu, penyaluran kredit turut menunjukkan perlambatan, dari 7,2% menjadi 4,9%. Perlambatan terjadi pada seluruh jenis penggunaan kredit, baik kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi.
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tercatat tumbuh sebesar 15,8%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 13,9%. Hal ini terjadi karena peningkatan tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk sejalan dengan peningkatan cadangan devisa pada bulan April 2020.
(Baca: Surat Utang RI Diborong Asing, Rupiah Menguat 2,2% jadi 14.095 per US$)