Giro dan Uang Elektronik Turun, Uang Beredar April 2020 Melambat

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, uang rupiah. Perlambatan uang beredar terjadi karena seluruh komponennya, baik uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi dan surat berharga selain saham melambat.
3/6/2020, 21.35 WIB

Sementara, posisi uang kartal di masyarakat atau di luar perbankan dan BI pada April 2020 tercatat sebanyak Rp 634,1 triliun, tumbuh 7%. Pertumbuhannya lebih besar dibandingkan Maret 2020, yang sebesar 5,9%. Peningkatan pertumbuhan terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan kartal memasuki bulan Ramadhan.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, perlambatan M2 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih, dari 11,4% menjadi 6,2% pada April 2020. Hal ini seiring dengan kontraksi operasi keuangan pemerintah serta perlambatan penyaluran kredit.

Kontraksi operasi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tumbuh melambat 1,7%, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 14,5%. Kontraksi tersebut disebabkan oleh peningkatan kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa simpanan, baik rupiah maupun valas.

Sejalan dengan hal itu, penyaluran kredit turut menunjukkan perlambatan, dari 7,2% menjadi 4,9%. Perlambatan terjadi pada seluruh jenis penggunaan kredit, baik kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi.

Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tercatat tumbuh sebesar 15,8%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 13,9%. Hal ini terjadi karena peningkatan tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk sejalan dengan peningkatan cadangan devisa pada bulan April 2020.

(Baca: Surat Utang RI Diborong Asing, Rupiah Menguat 2,2% jadi 14.095 per US$)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria