Anomali Proyeksi Minus Ekonomi RI di Tengah Ramalan Baik Ekonomi Dunia

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Ilustrasi. OECD memproyeksi kontraksi ekonomi global turun dari 6% menjadi 4,5%.
17/9/2020, 13.09 WIB

Direktur Eksekutif Center Of Reform on Economics Mohammad Faisal menyebut pemangkasan proyeksi ekonomi Indonesia disebabkan oleh masih meningkatnya pertambahan kasus pandemi di Indonesia. Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan negara-negara lainnya.

Pemerintah melaporkan lonjakan kasus positif virus corona RI sebanyak 3.963 menjadi 228.993 orang pada Rabu (16/9). Ini berarti kenaikan jumlah pasien corona hari ini mencetak rekor tertinggi sejak awal Maret lalu.

Menurut Faisal, peningkatan kasus Covid-18 menjadi ketidakpastian bagi Indonesia. Apalagi, kasus tertinggi dicatatkan di Ibu Kota Negara, yang merupakan pusat ekonomi.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperketat pembatasan sosial berskala besar sejak Senin . Dengan demikian, Faisal berharap pemerintah tidak gegabah menanggapi hal tersebut.

"Respon pemerintah akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian ke depan," ujar Faisal kepada Katadata.co.id, Kamis (17/9),

Tetapi, Faisal mendukung kebijakan pemerintah yang bisa mendahulukan kesehatan dibanding ekonomi. Masukan mengenai kebijakan pemerintah di tengah pandemi haruslah berasal dari pakar kesehatan, bukan ekonomi.

Pengamat Ekonomi Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi menilai OECD memangkas proyeksi pertumbuhan RI lantaran sudah menghitung realisasi pada kuartal II 2020 yang tekontraksi 5,32%. Selain itu, perkiraan tersebut berdasarkan penyebaran wabah corona di Indonesia yang masih belum terkendali. Sementara, tanda-tanda pemulihan ekonomi RI belum begitu kuat.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria