Uang Beredar Meningkat 13% karena Perusahaan Tahan Ekspansi

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. BI mencatat uang beredar dalam arti luas pada Agustus 2020 naik 13,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
30/9/2020, 14.02 WIB

Selain penundaan ekspansi, menurut dia, ada kemungkinan kenaikan giro disebabkan oleh perubahan preferensi banyak perusahaan untuk mempermudah transaksi.

Namun, jika dilihat dari komponen giro valas yang meningkat, Yusuf menyebut kondisi ini dapat menunjukkan motif berjaga-jaga perusahaan dengan memegang valas yang sifatnya lebih likuid.

"Sedangkan tabungan meningkat karena kelompok menengah atas memilih untuk menabung dibandingkan melakukan konsumsi di tengah kondisi pandemi seperti sekarang," ujar dia.

Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab kenaikan uang beredar pada Agustus adalah ekspansi keuangan pemerintah. Pemerintah sudah mulai gencar melakukan belanja yang kemudian tercatat BI sebagai peningkatan tagihan bersih pemerintah pusat.

Likuiditas perekonomian pada Agustus meningkat. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.)

BI mencatat tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang meningkat dari 40,8% menjadi 65,1%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh perlambatan kewajiban kepada pemerintah pusat terutama berupa simpanan pemerintah pada sistem moneter.

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 13,8%, lebih rendah dibandingkan Juli 2020 sebesar 17,6% yang disebabkan oleh perlambatan tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk terutama dalam bentuk surat berharga.

Pada bulan Agustus pertumbuhan belanja pemerintah pusat meningkat sebesar 13%. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan Juli yang hanya mencapai 4,25%.

Adapun posisi uang kartal di masyarakat tercatat Rp 661,2 triliun atau tumbuh 6,2%, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 7,8%. Perlambatan peredaran kartal seiring dengan rendahnya realisasi inflasi yang mengindikasikan melemahnya permintaan domestik akibat pandemi.

Di sisi lain,dana float atau saldo uang elektronik yang diterbitkan bank masih menurun sebesar 3% meskipun tidak sedalam penurunan bulan sebelumnya yaitu 13%. Saldo uang elektronik yang diterbitkan bank tercatat Rp 2,4 triliun, dengan pangsa 0,14% terhadap M1.

Surat berharga selain saham tercatat tumbuh negatif dari positif 4,9% pada menjadi minus 18,7%. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan surat berharga yang dimiliki perusahaan keuangan selain bank dalam rupiah.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria