Biden Berpeluang Besar Menang Pilpres AS, Rupiah Menguat ke 14.550/US$

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi. Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,47% ke level Rp 14.517 per dolar AS.
4/11/2020, 10.16 WIB

Nilai tukar rupiah pada pasar spot pagi ini, Rabu (4/12) dibuka menguat 0,47% ke level Rp 14.517 per dolar AS. Rupiah melesat karena pasar mengantisipasi akan kemungkinan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden Negeri Paman Sam.

Mengutip data Bloomberg, rupiah bergerak melemah tipis dari posisi pembukaan ke Rp 14.550 per dolarAS hingga pukul 10.00 WIB.  Beberapa mata uang Asia juga ikut menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong naik 0,01%, peso Filipina 0,08%, dan rupee India 0,03%. Sementara, mayoritas justru melemah, seperti yen Jepang 0,1%, dolar Singapura 0,26%, dolar Taiwan 0,03%, won Korea Selatan 0,21%, yuan Tiongkok 0,34%, ringgit Malaysia 0,15%, dan baht Thailand 0,18%.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pelemahan indeks dolar AS membuat rupiah menguat. Mata uang Negeri Paman Sam melemah mengikuti sentimen pasar yang kembali masuk ke aset berisiko.

"Pasar mengantisipasi kemungkinan kemenangan Biden dalam pilpres AS dengan poling-poling terbaru," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (4/11).

Ariston menjelaskan, hasil perhitungan suara sudah mulai masuk hari ini sehingga akan menimbulkan reaksi pasar. Menurut dia, perhitungan suara yang ketat akan mendorong pasar berhati-hati dan keluar dari aset berisiko.

"Sehingga ini bisa melemahkan nilai tukar rupiah hari ini terhadap dolar AS," ujarnya. Potensi kisaran pergerakan mata uang Garuda hari ini berada di Rp 14.550-14.700 per dolar AS.

Analis HFX Berjangka Ady Phangestu menilai penguatan rupiah hanya sementara karena pasar saat ini masih sangat tidak pasti. "Walaupun secara teknikal mendukung penguatan mata uang Garuda," kata Ady kepada Katadata.co.id.

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS kembali menguat 0,12% ke level 93,66. Dia menyebutkan bahwa naiknya indeks tersebut karena risiko politik mereda.

Dengan demikian, ada kecenderungan mata uang Negeri Paman Sam terus menguat meski dibuka dengan gap hari ini. Penyebabnya, para pedagang menilai risiko yang ditimbulkan oleh pemungutan suara hari ini di AS tak terlalu besar.

 Sementara itu, Ady mengatakan, jajak pendapat menunjukkan bahwa Joe Biden akan memenangkan kursi kepresidenan, meski ada kecenderungan salah. Hal ini karena jajak pendapat pernah salah dalam pemilu 2016 dan selama Brexit.

Hasil sementara perhitungan cepat juga menunjukkan Biden unggul atas Trump. Mengutip hasil hitung cepat yang dirilis CNN hingga pukul 10.oo malam waktu setempat, Biden mengantongi 89 suara elektoral, sedangkan Trimp mengantongi 72 suara elektoral. Untuk dapat memenangkan Pilpres, salah satu dari mereka harus mengantongi 270 dari 539 suara elektoral.

Ady menjelaskan,  berharap akhir pemilu akan memberikan kejelasan tentang kebijakan AS terlepas dari siapa yang menang. "Selain itu, mereka mengharapkan pembuat kebijakan di Washington akan mencapai kesepakatan stimulus baru setelah periode pemilihan yang penuh gejolak," ujar dia.

Di sisi lain, pasar juga mencermati pertemuan Bank Sentral AS, The Fed esok hari. The Fed akan menyampaikan putusan suku bunga dan kemungkinan akan membiarkan suku bunga tidak berubah tetapi menandakan lebih banyak pelonggaran dalam pertemuan Desember 

Reporter: Agatha Olivia Victoria