Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai perekonomian Indonesia pada triwulan III 2020 telah membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Menurutnya, pemulihan ini sejalan dengan yang terjadi di negara lainnya seperti Amerika Serikat (AS) hingga Tiongkok.
"Kalau dibandingkan berbagai negara hampir semua negara trennya positif. Artinya dunia mulai recover dan sejalan dengan Indonesia ," kata Airlangga di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/11).
Ia mencatat, sejumlah negara lain juga mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam pada triwulan II mengalami kontraksi 9%, kemudian terjadi perbaikan pada triwulan III menjadi minus 2,9%.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi Tiongkok tercatat 3,2% pada triwulan II lalu, selanjutnya tumbuh positif pada triwulan III menjadi 4,9%. Di Singapura, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II mengalami kontraksi 13,2%, kemudian ada tanda pemulihan pada triwulan III menjadi minus 7%.
Simak Databoks berikut:
Perbaikan ekonomi tersebut juga terjadi di negara lainnya seperti kawasan Eropa, Perancis, Korea Selatan, Hongkong, hingga Meksiko.
Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi triwulan III berdasarkan pengeluaran menunjukkan tren positif. Secara triwulanan, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 4,7%, konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 0,56%, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 8,45%, dan ekspor tumbuh 12,14%.
Capaian tertinggi terjadi pada konsumsi pemerintah, yaitu tumbuh 16,93% dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara, kinerja impor masih tercatat negatif 0,08%.
Namun secara tahunan, hanya komponen konsumsi pemerintah yang tercatat positif, yaitu tumbuh 9,76%. Selebihnya, komponen pengeluaran lainnya masih mencatatkan rapor merah.
Tak hanya itu, lanjut dia, perbaikan juga terjadi dari sisi pasokan (supply). Industri pengolahan dan sektor pertanian mengalami perbaikan pertumbuhan, masing-masing sebesar 5,25% dan 1,01% secara triwulanan.
Demikian pula dengan sektor yang sempat mengalami kontraksi dalam, yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum yang sebelumnya minus 22,31% pada triwulan II melonjak jadi 14,79%.
Kemudian, Prompt Manufacturing Index (PMI) juga mengalami peningkatan. Airlangga menyebutkan, penjualan kendaraan bermotor telah mengalami perbaikan, penjualan ritel meningkat, penjualan bahan baku dan bahan penolong juga tercatat mengalami kenaikan. "Ini menunjukan aktivitas industri sudah mulai," ujar dia.
Pemulihan ekonomi Tanah Air tersebut direspons positif oleh investor. Ia mencatat, pergerakan pasar modal berada di zona hijau, yaitu pada level 5.260.
Kemudian, nilai tukar rupiah menunjukkan tren penguatan pada posisi Rp 14.300 per dolar AS. "Nilai tukar dan forward tren positif," ujar dia.
Di sisi lain harga komoditas juga mengalami peningkatan, baik pada kelapa sawit dan batu bara. Kedua komoditas andalan ekspor tersebut diharapkan dapat mendorong ekspor pertanian di tengah pandemi.
Airlangga pun berharap, pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan IV akan lebih baik dari triwulan sebelumnya. Ia optimistis, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun ini akan mencapai minus 1,6% atau 0,6%.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa berharap, tren positif tersebut akan terus berlanjut hingga akhir tahun.
Ia pun menyebutkan belanja pemerintah akan menjadi lokomotif pertumbuhan triwulan IV 2020. Dengan dukungan belanja pemerintah, ia berharap konsumsi rumah tangga akan ikut terdongkrak.
Suharso pun memperkirakan, tren positif ini akan berlanjut hingga tahun depan. "Pertumbuhan kami tetap punya optimisme sekitar 5 persen. Mudah-mudahan bisa kita capai," katanya.