Pertimbangan Panjang Sri Mulyani untuk Rencana Kenaikan Cukai Rokok

Katadata
Menteri keuangan Sri Mulyani masih mempertimbangkan kenaikan tarif cukai pada tahun depan.
24/11/2020, 06.00 WIB

Perusahaan rokok dalam negeri mengalami tekanan di tengah pandemi Covid-19 dan kenaikan tarif cukai tahun ini, meski ada yang mendulang keuntungan. Katadata.co.id membandingkan kinerja keuangan periode sembilan bulan yang berakhir September 2020 dari empat emiten rokok. Pertimbangannya, empat emiten rokok ini memiliki kapitalisasi pasar paling besar.

Kapitalisasi pasar perusahaan rokok terbesar adalah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) yang mencapai Rp 179,71 triliun hingga perdagangan sesi pertama di Bursa Efek Indonesia, Kamis (19/11). Kemudian PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencapai Rp 86,1 triliun pada saat yang sama.

Nilai kapitalisasi pasar PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) tercatat mencapai Rp 13,98 triliun. Sedangkan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) senilai Rp 1,19 triliun.

Di antara keempat perusahaan tersebut, Gudang Garam mengantongi pendapatan yang paling besar pada triwulan III 2020 dengan nilai Rp 83,37 triliun, tumbuh 2,02% dari periode yang sama tahun lalu. Raihan tersebut, lebih tinggi dibandingkan pesaing terdekatnya yaitu HM Sampoerna yang hanya Rp 67,77 triliun, turun 12,55% secara tahunan.

Penjualan Bentoel mengalami penurunan hingga 28,07% menjadi Rp 10,41 triliun. Sementara, penjualan Wismilak menjadi anomali karena tercatat meroket hingga 38,03% menjadi Rp 1,39 triliun.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria