Banjir Dana Asing Masuk Indonesia Rp 35 T Selama Tiga Bulan Terakhir

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Ilustrasi. Aliran modal asing kembali masuk ke pasar keuangan domestik seiring tekanan global yang mereda.
17/12/2020, 19.01 WIB

Perry memandang penguatan nilai tukar rupiah berpotensi berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued. Hal ini didukung defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar.

Ia memastikan BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.

Direktur Program Institute of Development for Economics and Finance Esther Sri Astuti mengatakan bahwa ada kemungkinan derasnya aliran dana asing tersebut terjadi karena investor mulai optimistis dengan prospek ekonomi RI.

"Tapi yang jelas Indonesia menawarkan tingkat suku bunga lebih tinggi daripada negara lain. Sudah pasti ini lebih menarik investor asing," ujar Esther kepada Katadata.co.id, Kamis (17/12).

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menyebutkan bahwa aliran modal yang masuk disebabkan dua hal. Pertama, faktor pendorongnya berupa likuiditas global yang berlimpah akibat kebijakan beberapa negara maju berupa injeksi likuiditas mengatasi dampak pandemi.

Kedua, prospek ekonomi RI yang menjanjikan pasca pandemi berakhir. "Sementara harga Surat Berharga di Indonesia saat ini dilihat masih relatif murah," kata Piter kepada Katadata.co.id.

Tercatat, imbal hasil atau yield SBN 10 tahun turun dari 6,16% pada akhir November 2020 menjadi 6,07% pada 16 Desember 2020. Bahkan, Perry sempat menyebut yield SBN sudah tembus di bawah 6%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria