BI Suntik Likuiditas Perbankan Rp 738 Triliun untuk Pulihkan Ekonomi

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Ilustrasi. Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini kebijakan likuiditas yang longgar dan suku bunga yang rendah akan mendukung pemulihan ekonomi RI dari pandemi Covid-19.
3/2/2021, 13.49 WIB

Di sisi lain, ia menilai imbal hasil alias yield SBN RI tenor 10 tahun masih sangat menarik. Yield surat utang pemerintah Indonesia berada di level 6,22% pada 29 Januari 2021, sedangkan yield surat utang pemerintah Amerika Serikat hanya sebesar 1,045%.

Peneliti Institute of Development for Economics and Finance Sugiyono Madelan Ibrahim mengatakan, bahwa penyaluran kredit perbankan tahun 2020 hingga Januari 2021 masih lebih rendah dibandingkan  2019, meski tambahan likudiitas bank sentral bertaburan. Tidak efektifnya kucuran dana dari bank sentral tersebut disebabkan oleh krisis pandemi Covid-19.

"Injeksi likuiditas itu bukan dipakai untuk menumbuhkan sektor perekonomian, melainkan digunakan oleh debitur yang mengalami persoalan likuiditas sehubungan dengan adanya masalah krisis ekonomi pada tahun 2020," kata Sugiyono kepada Katadata.co.id, Rabu (3/2).

Permintaan kredit yang besar biasanya berasal dari sektor perdagangan, industri pengolahan, pertanian, dan konstruksi. Namun, hanya sektor pertanian yang berhasil tumbuh cukup baik di tengah pandemi.

Karena itu, sambung Sugiyono, sekalipun suku bunga kredit sudah lebih rendah dibandingkan periode tahun 2019, perbankan tetap tidak akan mudah menyalurkan kredit ke debitur akibat anjloknya kinerja berbagai sektor di Tanah Air. "Sekarang bank umum setidaknya memasang suku bunga kredit 9,25% untuk kredit modal kerja, 8,96% untuk kredit investasi, dan 11% untuk kredit konsumsi," ujar dia.

Otoritas Jasa Keuangan mencatat penyaluran kredit perbankan terkontraksi 2,49% pada tahun 2020. Sementara sepanjang 2019, pertumbuhan kredit perbankan tumbuh 6,08%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria