Neraca Dagang Januari Cetak Surplus, tapi Impor Barang Modal Anjlok

ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/Lmo/rwa.
Suasana aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (3/2/2021).
15/2/2021, 12.31 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2021 kembali mengalami surplus sebesar US$ 1,96 miliar. Penyebabnya, nilai impor dan ekspor yang menurun.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan impor pada Januari masih belum sesuai dengan harapan. "Namun kami harapkan ekspor bisa tumbuh dan pemulihan ekonomi bisa berjalan sesuai harapan," ujar Suhariyanto dalam Konferensi Pers Perkembanagan Ekspor dan Impor Januari 2021 secara virtual, Senin (15/2).

Nilai impor RI Januari 2021 tercatat US$ 13,34 miliar, turun 7,59% dibandingkan Desember 2020 yang sebesar US$ 14,44 miliar. Nilai impor ini juga menurun 6,49% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 14,27 miliar.

Suhariyanto menjelaskan penurunan impor secara bulanan terjadi karena nilai impor migas naik tipis 4,73% sementara impor nonmigas turun cukup besar yakni 9%. Secara tahunan, nilai impor migas dan nonmigas anjlok masing-masing 21,9% dan 4%.

Berdasarkan penggunaan barang, seluruh jenis impor terkontraksi cukup tajam. Nilai impor konsumsi tercatat US$ 1,42 miliar, turun 17% secara bulanan dan 2,92% secara tahunan. Secara bulanan, anjloknya impor terjadi karena penurunan impor bawang putih dari Tiongkok, makanan beku dari India, apel Tiongkok, susu dari Selandia Baru, dan anggur segar Tiongkok.

Selanjutnya, impor bahan baku atau penolong nilainya sebesar US$ 9,93 miliar, anjlok 2,62% secara bulanan dan 6,1% secara tahunan. Penurunan secara bulanan disumbang impor minyak kedelai dari Argentina dan transmisi aparatur Tiongkok.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria