Lelang Surat Utang Pemerintah RI Terpukul Perkasanya Obligasi AS

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Total penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) hari ini, Selasa (2/3) sebesar Rp 49,73 triliun, lebih rendah dari jumlah penawaran yang masuk pada lelang SUN sebelumnya yakni Rp 60,84 triliun.
2/3/2021, 20.00 WIB

Kementerian Keuangan mencatat, total penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) hari ini, Selasa (2/3) sebesar Rp 49,73 triliun,  lebih rendah dari jumlah penawaran yang masuk pada lelang SUN sebelumnya yakni Rp 60,84 triliun. Total penawaran yang dimenangkan hanya mencapai Rp 17 triliun, di bawah target indikatif Rp 30 triliun.

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan bahwa rendahnya penawaran yang masuk sebagai dampak dari peningkatan imbal hasil alias yield obligasi Amerika Serikat. "Kondisi pasar surat berharga negara saat ini dipengaruhi volatilitas pergerakan UST Treasury Note," kata Deni dalam keterangan resminya, Selasa (2/3).

Pada lelang hari ini, yield UST 10 tahun tercatat sebesar 1,41%, meningkat dari lelang sebelumnya di level 1,24%.,Imbal hasil obligasi Negeri Paman Sam sempat menyentuh level tertinggi sebesar 1,60% pada Kamis (25/2).

Meski demikian, menurut Deni, penawaran yang masuk dari lelang hari ini lebih tinggi dari target indikatif pemerintah yaitu Rp 30 triliun dan maksimal Rp 45 triliun. Adapun dana yang diraup sebanyak Rp 17 triliun berasal dari enam seri SUN yakni SPN12220303, FR0086, FR0087, FR0088, FR0083, dan FR0089. Sementara dari SPN12210603, pemerintah memutuskan tak memenangkan penawaran.

Menurut dia, fokus investor pada lelang kali ini adalah dua SUN seri benchmark dengan tenor lima dan 10 tahun. Incoming bids untuk kedua seri tersebut mencapai 56% dari total, di mana tenor 10 tahun merupakan seri yang paling diminati dengan permintaan yang masuk mencapai Rp 15,2 triliun.

Investor domestik mendominasi permintaan lelang hari ini, sedangkan partisipasi investor asing hanya sebesar 11,1% dari total penawaran. Minat investor asing sebagian besar kepada SUN dengan tenor 10 dan 15 tahun.

Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa yield SUN yang dimenangkan pada lelang hari ini masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan yield pada penutupan pasar SUN akhir minggu lalu. Terdapat penurunan sebesar lima basis poin yield SUN untuk tenor 10 tahun. "Hal ini menunjukkan adanya arah perbaikan di tengah kondisi pasar SBN yang sedang volatil dalam beberapa hari terakhir," kata dia.

Dengan penarikan sebesar Rp 17 triliun dari lelang, maka dari itu masih ada kekurangan sekitar Rp 13 triliun dari target indikatif. Sehingga, pemerintah akan kembali melaksanakan lelang SUN tambahan alias greenshoe option pada Rabu (3/3) dengan target maksimal Rp 28 triliun. Namun, SUN yang akan dilelang hanya sebanyak lima seri yaitu FR0086, FR0087, FR0088, FR0083, dan FR0089.

Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri TBK Rully Arya Wisnubroto menilai,  penurunan penawaran lelang memang merupakan dampak negatif global, terutama terkait dengan volatilitas imbal hasil obligasi AS. Tetapi, hal ini hanya bersifat sementara. "Terutama karena adanya spekulasi akan kenaikan inflasi di AS," ujar Rully kepada Katadata.co.id, Selasa (2/3).

Ke depan, obligasi RI, menurut dia, masih akan tetap menarik dalam jangka menengah dan panjang. Penyebabnya, masih tingginya imbal hasil SBN di mata investor.

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat imbal hasil SBN Indonesia 10 tahun berada di level 6,71% pada Jumat (26/2). Premi risiko investasi RI naik dari 66,48 basis poin per 19 Februari menjadi 70,55 bps per 25 Februari 2021.

Reporter: Agatha Olivia Victoria