Nilai tukar rupiah menguat 0,32% saat dibuka ke level Rp 14.380 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi ini, Kamis (18/3). Rupiah menguat berkat pernyataan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell yang belum berencana menaikkan suku bunga AS dalam waktu dekat.
Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak melemah dari posisi pembukaan ke Rp 14.390 per dolar AS, tetapi masih menguat dibandingkan penutupan kemarin sore. Mayoritas mata uang Asia menguat pagi ini. Dolar Hong Kong naik 0,01%, dolar Taiwan 0,12%, won Korea Selaatn 0,59%, peso Filipina 0,16%, rupee India 0,01%, yuan Tiongkok 0,16%, dan ringgit Malaysia 0,23%. Hanya yen Jepang, dolar Singapura, dan baht Thailand yang melemah masing-masing 0,21%, 0,07%, dan 0,12%.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, mata uang Garuda menguat pagi ini karena pasar masih mencerna pernyataan Powell semalam yang cenderung dovish. "Powell belum berencana untuk menaikan suku bunga dalam waktu dekat serta masih akan melanjutkan program pembelian obligasi setidaknya US$ 120 miliar per bulan," kata Faisyal kepada Katadata.co.id, Kamis (18/3).
Pernyataan Powell memicu pelemahan dolar AS dan penurunan tingkat imbal hasil obligasi Negeri Paman Sam. Namun, pasar mewaspadai pelemahan dolar AS hanya akan bersifat temporer mengingat Powell juga memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh dengan kuat di tahun ini.
Melansir Reuters, The Fed memproyeksikan lonjakan pesat dalam pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS tahun ini karena meredanya krisis Covid-19. Di sisi lain, Bank Sentral AS mengulangi janjinya untuk mempertahankan suku bunga mendekati 0% untuk tahun-tahun mendatang.
The Fed memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh 6,5% tahun ini dan tingkat pengangguran turun menjadi 4,5% pada akhir tahun. Angka tersebut meningkat dibandingkan pertumbuhan 4,2% dan pengangguran 5% yang diproyeksikan pada pertemuan kebijakan Desember 2020. Laju kenaikan harga pun diramal melebihi target Fed 2% untuk tahun ini atau mencapai 2,4% pada akhir tahun sebelum jatuh kembali pada tahun 2022.
Di sisi lain, Faisyal menyebutkan, pasar akan mencari petunjuk lain dari keputusan suku bunga Bank Indonesia yang bakal dirilis siang ini. BI diproyeksi tak akan mengubah level bunga acuan saat ini di 3,5%.
Jika BI mempertahankan suku bunga acuan, rupiah berpeluang untuk mendapatkan katalis positif. "Potensi rentang pergerakan rupiah hari ini adalah di anatara Rp 14.370 - 14.465 per dolar AS," ujar dia.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menuturkan bahwa keputusan Fed dalam mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 0.25% masih diapresiasi para pelaku pasar. "Kebijakan Fed untuk tidak menaikkan suku bunga acuan hingga 2023 berpengaruh terhadap kinerja dolar AS yang mengalami depresiasi secara temporer," kata Nafan kepada Katadata.co.id.
Dari dalam negeri, proyeksi Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga kebijakan pun semakin kuat. Hal tersebut berpotensi memberikan katalis positif bagi rupiah.
Secara teknikal, Nafan menjelaskan bahwa terlihat pola bearish pin bar pada grafik harian yang mengindikasikan adanya potensi apresiasi rupiah terhadap dolar AS. Dengan demikian, kurs Garuda berpotensi berada di rentang Rp 14.395 - 14.475 per dolar AS hingga penutupan pasar sore ini.