Sri Mulyani Minta IMF & Bank Dunia Bantu Banyak Negara Kelola Utang

Katadata
Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan bahwa G20, Bank Dunia, IMF, dan kreditor swasta harus bekerja sama untuk memastikan skema pembagian beban yang adil bagi negara-negara berpenghasilan rendah.
Penulis: Agustiyanti
12/4/2021, 20.01 WIB

Pandemi Covid-19 meningkatkan beban utang sebagian besar negara, termasuk Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap IMF dan Bank Dunia dapat mendukung negara-negara di seluruh dunia mengelola beban utangnya secara efektif.

"Kami membutuhkan pengawasan dan bimbingan yang lebih besar dari Bank Dunia dan IMF untuk mengatasi masalah utang dan mengurangi tekanan yang meningkat," ujar Sri Mulyani pada Komite Pembangunan / Development Commitee (DC) World Bank Spring Meeting 2021 pada akhir pekan lalu, seperti dikutip dari laman Kementerian Keuangan.

Pandemi Covid-19, menurut dia, memberikan tekanan pada keuangan sektor publik. Oleh karena itu, ia juga meminta lembaga-lembaga tersebut untuk meningkatkan akses negara-negara berpenghasilan rendah terhadap vaksin dan membantu pemulihan pertumbuhan ekonomi mereka.

Sri Mulyani mnjelaskan, prospek pemulihan ekonomi semakin membaik memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, terutama berkat peluncuran vaksin dan dukungan kebijakan. Namun, masih terdapat ketidakseimbangan pemulihan ekonomi di beberapa negara.

"Perekonomian global diproyeksi tumbuh positif, tetapi negara yang terpukul lebih keras oleh pandemi memiliki proyeksi pertumbuhan yang jauh lebih rendah," katanya.

Ia berharap IMF dan Bank Dunia dapat melanjutkan dan memperkuat perannya sebagai mitra pembangunan yang efektif bagi negara-negara anggotanya saat dibutuhkan, terutama dalam situasi saat ini.

Total utang pemerintah mencapai sebesar Rp 6.361,02 triliun per Februari 2021. Angka ini naik 28,55% dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 4.948,18 triliun.

Halaman: