Ditolak Sri Mulyani, BPK Rayu DPR Setujui Usulan Anggaran Rp 4,59 T

KATADATA/ Dok Katada
Ilustrasi. BPK mengantongi pagu indikatif Rp 3,73 triliun untuk tahun anggaran 2022.
7/6/2021, 18.04 WIB

Pemerintah berjanji menurunkan secara bertahap defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sempat melebar pada tahun 2020 akibat Covid-19. Dengan demikian, belanja kementerian/lembaga setiap tahunnya akan terus disesuaikan dengan kondisi pandemi.

Tahun depan, pemerintah mematok defisit APBN di rentang Rp 808,2 triliun hingga 879,9 triliun atau 4,51-4,85% terhadap produk domestik bruto (PDB). Belanja negara akan mencapai Rp 2.631,8 triliun hingga Rp 2.775,3 triliun, sedangkan pendapatan negara Rp 1.823,5  triliun hingga Rp 1.895,4 triliun. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, arah kebijakan fiskal tahun depan akan berfokus pada pemulihan ekonomi dan melaksanakan reformasi struktural untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. "Efektivitas pemulihan dan reformasi struktural menjadi kunci menuju konsolidasi fiskal tahun 2023," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021, akhir Apirl 2021.

Secara perinci, pendapatan negara pada tahun depan akan berasal dari perpajakan Rp 1.499,3  triliun - Rp 1.528,7 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 322,4 triliun - Rp 363,1 triliun, dan hibah Rp 1,8 triliun- Rp 3,6 triliun. Sedangkan belanja negara terdiri dari belanja pusat Rp 1.856 triliun -  Rp 1.929,9 triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa Rp 775,8 triliun- Rp 845,3 triliun.

Rencana anggaran belanja dan pendapatan tersebut lebih tinggi dibandingkan target pemerintah pada tahun ini. Dalam APBN 2021, belanja negara dipatok Rp 2.750 triliun, sedangkan pendapatan negara Rp 1.743,6 triliun.

Adapun defisit anggaran pada tahun depan lebih rendah dibandingkan tahun ini yang dipatok Rp 1.006,4 triliun atau 5,4% PDB.  Dengan defisit anggaran tersebut, Sri Mulyani menargetkan pembiayaan anggaran mencapai Rp 808,2 triliun - 879,9 triliun atau 4,51-4,85%. "Pembiayaan 2022 akan terus dijaga secara prudent di dalam kondisi global yang dinamis, termasuk tren dari pemulihan ekonomi global," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria