Investor Asing Masuk, Jokowi Targetkan Rupiah Tahun Depan 14.350 / US$

Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Nilai tukar rupiah dan dolar
Penulis: Rizky Alika
Editor: Maesaroh
16/8/2021, 12.42 WIB

Pemerintah, melalui Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja (RAPBN) 2022, memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.350 per US$.

Presiden Joko Widodo, dalam pidato pengantar Nota Keuangan Tahun 2022, mengaku optimis nilai tukar 2022  akan menguat dibandingkan tahun 2021. Outlook pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp 14.200-14.600 per US$ pada tahun 2021.

"Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp 14.350 per US Dollar," kata Jokowi saat menyampaikan pidato pengantar RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPR, Senin (16/8).

Dalam draft Nota Keuangan tahun 2022 disebutkan bahwa  upaya pemulihan ekonomi domestik yang konsisten melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diperkirakan mampu menjaga appetite investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.

 Reformasi birokrasi iklim investasi melalui pengesahan UndangUndang Cipta Kerja yang telah disahkan pada tahun 2020 juga diharapkan dapat menarik investasi terutama pada investasi langsung jangka panjang, sehingga aliran modal asing akan tetap terjaga. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang ditempuh pemerintah dalam rangka mengendalikan penyebaran kasus Covid-19 serta konsistensi Pemerintah dalam melakukan percepatan program vaksinasi dan pengendalian kasus Covid-19 juga akan menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah.

"Selain itu, perbaikan ekonomi global dan mitra dagang Indonesia di tahun 2021 juga diharapkan dapat mendorong kenaikan kinerja ekspor sehingga dapat mendukung penguatan supply mata uang valas di dalam negeri," kata pemerintah seperti tertulis dalam draft Nota Keuangan Tahun 2022.

Dari sisi moneter, respon kebijakan yang akan diambil oleh Bank Indonesia melalui berbagai bauran instrumen moneter yang dimiliki juga akan turut memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah ke depan. Berdasarkan berbagai macam faktor tersebut, rata-rata nilai tukar rupiah di sepanjang tahun 2021 diperkirakan akan berada pada kisaran Rp14.200 hingga Rp14.600 per dolar AS

Selain itu, Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan pada kisaran 5,0-5,5%. Inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3% atau sama dengan target inflasi tahun ini. Suku bunga Surat Utang Negara 10 tahun diperkirakan sekitar 6,82%. Sementara, tingkat suku bunga SBN 5 tahun pada 2021 sebesar 7,29%. 

Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar pada US$ 63 per barel, meningkat dari tahun ini sebesar US$ 45 per barel.ifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 703.000 barel dan 1.036.000 barel setara minyak per hari. Sementara, target lifting minyak dan gas tahun ini masing-masing 707.000 barel dan 1.007.000 barel setara minyak per hari.

Asumsi makro seperti nilai tukar akan menjadi basis perhitungan pemerintah dalam menentukan belanja negara tahun bersangkutan.

Nilai tukar yang diajukan pada Nota Keuangan Tahun 2022 berada dalam range kesepakatan bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), pada 30 Juni lalu, yakni di kisaran Rp13.900-14.800 per US$. Pada rapat tersebut, baik Bank Indonesia dan pemerintah, menilai minat investor asing kemungkinan masih akan tinggi pada tahun depan dan ini berdampak positif ke pergerakan rupiah.

Anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Hamka Kady mengatakan bahwa upaya pemulihan ekonomi secara berkelanjutan serta reformasi struktural dapat mendorong kepercayaan investor pada tahun depan.
"Dengan demikian, investasi asing di dalam negeri tetap terjaga dan meningkat," ujar Hamka membacakan kesepakatan panja antara Pemerintah, DPR, dan BI dalam rapat kerja bersama, Rabu (30/6).

Reformasi sektor keuangan, menurut dia, juga akan dilakukan untuk mempercepat pendalaman sektor keuangan. Selain itu, perbaikan defisit transaksi berjalan terus diupayakan melalui koordinasi dengan berbagai pemangku kebijakan untuk mengakselerasi peningkatan kinerja ekspor.

Reporter: Rizky Alika