Rekor Terendah Klaim Asuransi Pengangguran AS, Tapering Off Kian Dekat

Reuters
Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.
Penulis: Abdul Azis Said
20/8/2021, 09.56 WIB

Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (Fed) tampaknya makin dekat untuk melakukan tapering off seiring membaiknya pasar tenaga kerja. Klaim asuransi pengangguran di AS hingga pekan kedua Agustus turun ke level terendah selama pandemi Covid-19.

Laporan data klaim pengangguran yang turun pada pekan kedua lalu makin memperkuat sinyal bank sentral AS mempercepat langkah tapering off alias pengetatan stimulus. Ekonomi dianggap telah mencapai tujuannya jika melihat data inflasi dan menunjukkan kemajuan pertumbuhan pekerjaan yang hampir memuaskan.

"Asalkan ekonomi berkembang secara luas seperti yang diantisipasi, mungkin ini saat yang tepat untuk mulai mengurangi laju pembelian aset tahun ini,” demikian tertulis dalam risalah Bank Sentral AS, seperti dikutip dari CNBC, Jumat (20/8).

Gubernur Fed Jerome Powell pada konferensi pers akhir bulan lalu juga mengatakan, Fed akan memperhatikan sejumlah tolok ukur, salah satunya pemulihan pasar tenaga kerja sebelum menarik gas tapering off.

Rilis notulen rapat komite pasar terbuka (FOMC) pada Rabu (18/8) dini hari menunjukkan, sebagian besar pejabat Fed sepakat untuk mulai mengurangi pembelian obligasi pemerintah senilai US$ 120 miliar tiap bulannya. Langkah ini akan dilakukan secepatnya sebelum akhir tahun ini.

Mengutip CNBC, Departemen Ketenagakerjaan melaporkan klaim pengangguran pekan kedua bulan ini yang berakhir 14 Agustus mencapai 348 ribu. Angka ini turun 29 ribu dari pekan sebelumnya dan lebih rendah dari perkiraan Dow Jones 365 ribu.

Data ini diperbarui setiap seminggu sekali. Level terendah yang pernah dicapai yakni pada pekan kedua Maret 2020 sebanyak 256 ribu klaim. Sepekan setelahnya, klaim pengangguran melonjak 2,9 juta yang mengindikasi pandemi Covid-19 mulai mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan.

Klaim pengangguran mencapai rekor tertingginya pada pekan pertama April tahun lalu, jumlahnya mencapai 6,1 juta. Angkanya kemudian terus turun hingga akhir tahun, namun sempat menunjukkan kenaikan tipis di pekan-pekan awal tahun 2021 ketika terjadi gelombang kedua Covid-19.

Departemen Ketenagakerjaan mencatat, jumlah klaim turun di bawah 500 ribu dimulai pada pekan pertama Mei seiring jumlah kasus Covid-19 di AS yang mulai membaik. Kendati demikian, ini masih jauh dari level sebelum pandemi.

Selain itu, penurunan juga pada klaim asuransi pengangguran lanjutan. Jumlahnya turun menjadi 2,82 juta, mengalami pengurangan 79 ribu dari pekan sebelumnya. Angka ini juga menjadi rekor terendah sepanjang pandemi Covid-19, dan kedua kalinya jumlahnya berada di bawah 3 juta.

Jumlah klaim pengangguran lanjutan masih mencatat angka normal 1,8 juta pada pekan kedua Maret 2020. Angkanya melonjak pada pekan ketiga menjadi 3,1 juta dan mencapai titik tertinggi pada pekan kedua Mei 2020 sebanyak 23,1 juta.

Sebagian besar penurunan klaim berasal dari Texas, yang turun 8.311 meski daerah ini mencatat penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi beberapa pekan terakhir. Penurunan juga diikuti negara bagian Illinois menjadi 3.577 dan Michigan lebih rendah 2.188.

Secara keseluruhan, penurunan tersebut bisa menjadi kabar baik bagi pasar tenaga kerja. Terutama karena penurunan juga diikuti peningkatan gaji sektor non-pertanian sebesar 2,5 juta selama tiga bulan terakhir, dan tingkat pengangguran turun menjadi 5,4% dari 6,3% pada awal tahun.

Meski data klaim pengangguran dan klaim lanjutan terus berkurang, capain ini masih belum mendekati pemulihan ke level normal sebelum pandemi COvid-19. Masih ada kesenjangan yang besar dimana ada 8,7 juta angkatan kerja yang mencari pekerjaan bulan lalu, meski pemerintah juga mengklaim ada 10 juta lebih lowongan pekerjaan yang terbuka.

Para ekonom melihat banyak alasan atas ketidakmampuan pasar tenaga kerja untuk kembali ke kondisi normal. Kekhawatiran Covid-19 varian Delta masih menghantui proses pemulihan. Di sisi lain, pekerja yang menuntut upah yang lebih tinggi juga bisa mendorong perusahaan tak menarik tenaga kerja baru.

Upah telah meningkat sebagai tanggapan terhadap kondisi saat ini, dengan penghasilan per jam rata-rata naik 4% dari tahun ke tahun di bulan Juli. Kenaikan bulan lalu bahkan menjadi rekor tertinggi sejak Maret 2007.

Reporter: Abdul Azis Said