Kementerian Keuangan menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk seri ritel SR015 dengan kupon yang
"Penerbitan suku ritel ini tidak hanya untuk pembiayan APBN namun juga sebagai wujud dukungan pada perkembang ekonomi syariah di Indonsia dan pasar global," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Iyan Rubiyanto, dalam peluncuran Sukuk Ritel SR015 secara virtual, Jumat (20/8).
Sukuk SR015 merupakan sukuk ritel kedua yang diterbitkan pemerintah tahun ini, setelah sebelumnya SR014 dirilis pada Maret 2021. Bentuk penawarannya juga masih sama, yakni tanpa warkat dan dapat diperdagangan di pasar sekunder atau tradable.
Namun, pemerintah menetapkan minimum holding period selama tiga kali pembayaran kupon. Dengan kata lain, pemilik SR015 baru diperbolehkan menjual asetnya di pasar sekunder setelah 10 Desember 2021. Sementara itu, pemerintah menetapkan tanggal penerbitan setelah dua hari pembukaan penawaran atau Minggu, 22 Agustus.
SR015 ditawarkan dengan tenor tiga tahun dan maturity 10 September 2024. Pembayaran kupon pertama akan dilakukan pada 10 Oktober 2021 berupa short coupon. Kupon akan dibayarkan pada tanggal 10 setiap bulan. Namun jika tanggal tersebut bukan hari kerja, maka kupon akan dibayar pada hari berikutnya tanpa kompensasi.
Kesamaan lainnya dengan seri sebelumnya, yakni SR015 juga diterbitkan dengan jenis akad ijrah asset to be leased, dan underlying aset berupa barang milik negara (BMN) dan proyek atau kegiatan Kementerian/Lembaga pada APBN 2021.
Penerbitan SR015 hanya diperuntukan bagi investor individu di dalam negeri. Selain untuk pembiayaan APBN, Iyak mengatakan, penerbitan sukuk ritel juga bertujuan memperdalam pasar keuangan lewat peningkatan basis investor domestik. Setiap individu diberi kesempatan untuk membeli minimal satu unit seharga Rp 1 juta, dan maksimum pemesanan 3.000 unit atau pembelian seharga Rp 3 miliar.
Iyan menjelaskan, proses pemesanan SR015 bisa dilakukan dengan mudah secara online. Investor harus terlebih dahulu melakukan registrasi atau pendaftaran, selanjutnya melalukan pemesanan, kemudian pembayaran. Setelah berhasil, maka investor hanya perlu meninggu tahap setelmen atau penerbitan.
Investor ritel bisa membeli SR015 melalui mitra distribusi yang telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan. Terdapat 30 mitra penjualan SR015, terdiri atas 20 perbankan dan 10 perusahaan sekuritas.
Mitra disribusi berupa bank antara lain, BCA, CIMB Niaga, Commonwealth, Danamon Indonesia, DBS Indonesia, HSBC Indonesia, Mandiri, Maybank Indonesia, Mega, BNI, OCBC NISP, Panin, Permata, bank BRI, bank BTN, bank UOB Indonesia, Citibank, Standard Chartered Bank, Bank Syariah Indonesia (BSI) dan bank Muamalat.
Sementara itu, 10 perusahaan sekuritas antara lain, Bahana Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Trimegah Sekuritas Indonesia, Bareksa Portal Investasi, Nusantara Sejahtera Investama (FUNDtastic+), Star Mercato Capitale (Tanamduit), Investree Radhika Jaya, Lunaria Annua Teknologi (Koinworks) dan Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).
Pemerintah sebelumnya telah menerbitkan sukuk ritel seri SR014 pada periode perdagangan 26 Februari-17 Maret 2021. Seri sebelumnya ditawarkan dengan kupon yang lebih tinggi yakni 5,47% dengan total penawaran sebanyak Rp 16,7 triliun.
Kementerian Keuangan mencatat nilai penerbitan sukuk sejak awal penerbitan yaitu 2008 hingga 5 Agustus 2021 sudah mencapai Rp 1.835 triliun. Khusus untuk sukuk ritel, nilainya sudah mencapai Rp 221,31 triliun.
Sementara itu, total utang pemerintah hingga Juni mencapai Rp 6.554,56 triliun, naik 24,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebagian besar disumbang oleh penerbitan SBN, termasuk sukuk seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.