Langkah pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dan level 4 di sebagian besar wilayah Jawa Bali memukul konsumsi masyarakat pada Juli. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani melihat, mulai terjadi pembalikan arah pada Agustus seiring pelonggaran PPKM.
"Kami melihat pada Agustus ini terjadi lagi pembalikan arah. Mobilitas masyarakat mulai meningkat dan mendorong aktivitas konsumsi," ujar Sri Mulyani dalam Kongres ISEI XXI, Selasa (31/8).
Ia berharap momentum pemulihan ekonomi ini dapat terjaga pada September sehingga ekonomi pada kuartal ketiga dapat melanjutkan pemulihan secara bertahap. Ekonomi pada kuartal ketiga berhasil tumbuh 7,07% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, membawa ekonomi Indonesia keluar dari resesi dan pulih ke level sebelum pandemi.
Pemerintah memperkirakan ekonomi pada tahun ini masih mampu tumbuh 3,7% hingga 4,5%. Menurut Sri Mulyani, ada tiga hal yang menjadi kunci pemulihan ekonomi belajar dari pengalaman selama pandemi Covid-19.
- Penanganan kesehatan. Pemerintah akan mendorong mendorong masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan. Pemerintah juga akan meningkatkan 3T (testing, tracing dan treatment) serta vaksinasi dengan melibatkan TNI, Polri, BIN dan BKKBN.
- Mempertebal bantuan sosial dan program perlindungan sosial bagi kelompok rentan 40%-50% termiskin. Sri Mulyani menyebut, pemerintah telah menambah sejumlah program perlinsos pada saat lonjakan kasus terjadi bulan lalu dan telah berjalan saat ini. Berbagai stimulus tersebut juga disalurkan bagi pelaku UMKM.
- Reformasi struktural. Sri Mulyani menekankan pentingnya memperbaiki fondasi ekonomi nasional. Hal ini dilakukan dengan berbagai langkah yang bisa meningkatkan daya saing dan kualitas ekonomi.
Riset yang dirilis Mandiri Institute menunjukkan, belanja masyarakat mulai meningkat pada Agustus seiring pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pada pertengahan Agustus, indeks frekuensi belanja mayarakat mulai naik ke level 97,3. Demikian pula dengan indeks nilai belanja yang naik ke level 79,7.
“Kami melihat tren pemulihan belanja akan terus berlanjut dalam beberapa minggu ke depan, seiring relaksasi PPKM,” ujar Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono dalam riset Mandiri Institute yang dirilis Senin (30/8).
Riset tersebut menunjukkan, seluruh kelompok masyarakat berdasarkan penghasilan yang terbagi tiga, yakni bawah, menengah, dan atas naik pada bulan ini. Belanja kelompok masyarakat menengah naik sangat signifikan dengan indeks menunjukkan angka 110,5%. Ini berarti, belanja kelompok dengan penghasilan sekitar Rp 8,4 juta per bulan tersebut sudah berada di tingkat sebelum pandemi, Januari 2020.
Sementara itu, belanja kelompok bawah juga mengalami kenaikan. Selain pelonggaran mobilitas, dukungan pemerintah dalam bentuk perlindungan sosial juga berdampak positif bagi kelompok bawah.
Berdasarkan wilayahnya, pemulihan belanja yang cepat terutama terjadi setelah PPKM di banyak provinsi di Pulau Jawa turun signifikan. Indeks nilai belanja di Jawa pada 15 Agustus berada di 73,4 naik dari 63,8 pada tanggal 1 Agustus 2021. “Faktor lain yang mendorong kenaikan belanja di Jawa tampaknya juga menurunnya kasus positif Covid-19,” kata dia.
Jumlah kasus harian Covid-19 terus menurun mendekati akhir bulan ini. Pada 30 Agustus, kasus positif bertambah 5.436 orang, terendah dalam tiga bulan terakhir.
Angka kunjungan ke tempat belanja juga semakin meningkat mendekati akhir bulan ini. Berdasarkan data Google Maps pada 22-28 Agustus 2021, angka kunjungan ke tempat perbelanjaan pada 9 kota besar sudah kembali ke situasi awal Juli, yaitu 63% pada jam sibuk. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan situasi pada 1-11 Agustus di mana angka kunjungan ke tempat belanja berada di tingkat 60% dari normal di jam sibuk.
Kenaikan angka kunjungan di tempat belanja di dominasi oleh kenaikan kunjungan di shopping mall, terutama shopping-mall di daerah Jabotabek. Data dikumpulkan dari 6748 tempat belanja yang tersebar di 9 kota besar, yaitu Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Medan, Makassar, Surabaya, Bandung dan Denpasar.
Pada periode 22-28 Agustus 2021, angka kunjungan ke restoran di 8 kota besar juga mengalami kenaikan drastis. Kunjungan ke restoran pada periode ini melonjak ke tingkat 62% dari sebelumnya anjlok dan berada di tingkat 39% pada 1-11 Agustus 2021. Data ini berasal dari 7828 restoran yang tersebar di 8 kota besar, yaitu Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Medan, Makassar, Surabaya, dan Denpasar.