Ekonomi Jepang Tahun Depan Diramal Capai Level Sebelum Pandemi

ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/hp/cf
Ilustrasi. Jepang menghadapi kerugian ekonomi pada tahun ini 2,4 triliun yen akibat melaksanakan Olimpiade Tokyo 2020 tanpa penonton.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
16/9/2021, 13.43 WIB

Tidak lama setelah rilis hasil survei tersebut, Kementerian Keuangan Jepang juga merilis kinerja ekpsor negeri sakura yang kembali tumbuh dua digit pada Agustus 2021. Ini menandai pertumbuhan dua digital dalam enam bulan berturut-turut yang didorong oleh pengiriman yang kuat untuk chip peralatan manufaktur di tengah lesuhnya ekspor mobil ke AS dan Eropa.

Ekspor bulan lalu tumbuh 26,2% secara year-on-year (yoy). Namun, pertumbuhannya lebih lambat dari 34,0% yang diharapkan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters dan kenaikan 37,0% di bulan sebelumnya.

"Ekspor telah mendorong ekonomi. Skenario pemulihan ekonomi Jepang mungkin goyah jika ekspor tidak tumbuh," kata ekonom senior di Shinkin Central Bank Takumi Tsunoda seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/9).

Namun, momentum pemulihan Jepang yang saat ini tengah berlangsung mungkin akan tertahan. Hal ini terutama lonjakan Covid-19 di sejumlah negara ASEAN terutama Vietnam dan Malaysia yang merupakan hub manufaktur untuk sejumlah perusahaan mobil Jepang.

Kemudian, perdagangan chip global yang masih terhambat juga membuat prospek indsutri mobil yang menjadi tulang punggung ekspor Jepang makin terbebani. Survei Reuters Tankan menunjukkan kepercayaan produsen turun ke level terendah dalam lima bulan terakhir akibat gelombang baru Covid-19.

Jepang menghadapi kerugian ekonomi pada tahun ini akibat melaksanakan Olimpiade Tokyo 2020 tanpa penonton. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said