Tidak mengherankan jika ada negara yang ingin mengutak-atik peringkat kemudahan berusaha. Turunnya peringkat kemudahan berusaha dianggap memalukan secara politik.
Sejumlah kritikus pun menilai laporan Bank dunia kontraproduktif, dan muluk-muluk. Bahkan dalam sebuah studi pada 2015 ditemukan bahwa hampir tidak ada korelasi antara hasil Doing Bussiness dan apa yang dikatakan bisnis ketika di survey langsung oleh Bank Dunia.
Dalam laporan EODB 2020 yang terakhir dirilis Bank Dunia, Indonesia berada diperingkat 73, tak bergeser dari tahun sebelumnya. Sementara di ASEAN, Indonesia berada di urutan lima terbawah.