Sri Mulyani Waspadai Risiko Krisis Evergrande di Cina ke Ekonomi RI

Katadata
Menteri keuangan Sri Mulyani menyebut menjelaskan, situasi yang dihadapi Cina tak mudah. Utang yang dimiliki Evergrande mencapai lebih dari US$ 300 miliar atau setara Rp 4.277 triliun.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
23/9/2021, 11.04 WIB

Investor global gelisah karena tenggat waktu semakin dekat, khawatir bahwa kegagalan bayar perusahaan dapat menyebar ke luar sektor properti negara itu dan menimbulkan risiko sistemik pada sistem keuangan Cina.

 

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan pada Rabu (22/9) bahwa masalah Evergrande tampaknya hanya terjadi di Tiongkok dan tak melihat akan memberikan dampak paralel dengan sektor korporasi Amerika Serikat.

“Dalam hal implikasinya bagi kami, tidak banyak paparan langsung Amerika Serikat. Bank-bank besar Cina tidak terlalu terekspos, tetapi Anda akan khawatir itu akan mempengaruhi kondisi keuangan global melalui saluran kepercayaan global dan hal semacam itu," kata Powell kepada wartawan setelah pertemuan kebijakan The Fed.

Para analis memperkirakan krisis Evergrande dapat menekan perekonomian Tiongkok pada tahun ini. Bank of America memangkas proyeksi ekonomi Cina pada tahun ini dari 8,3% menjadi 8%. Hal serupa juga dilakukan Fitch Ratings yang memangkas prospek pertumbuhan ekonomi kedua terbesar dunia dari 8,4% menjadi 8,1%. 

Cina merupakan negara mitra dagang utama Indonesia, yakni tujuan terbesar eskpor sekaligus negara importir terbesar. Negara tembok raksasa ini juga menempati posisi lima besar negara penanam modal terbesar berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal. 

 

 

Halaman: