Sri Mulyani Sebut Anak Buahnya yang Korupsi sebagai Pengkhianat

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan bahwa pemantauan kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan terus diperkuat dengan adanya sinergi dengan sejumlah lembaga.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
8/12/2021, 14.40 WIB

"Saya menyambut gembira bahwa Inspektorat Jenderal juga terus melakukan penguatan melalui kerja sama dengan aparat penegak hukum, seperti kepolisian, kejaksaan dan KPK," kata Sri Mulyani.

Di samping itu, dia juga mengungkapkan bahwa lembaganya telah menekan kerja sama dengan KPK terkait integrasi sistem pelaporan kekayaan yang ada di KPK, yakni e-LHKPN dengan milik internal Kementerian Keuangan. Seperti diketahui, Kementerian keuangan memiliki ALPHA yang merupakan aplikasi yang digunakan untuk pelaporan kekayaan dan pajak dari para pegawai.

Melalui kerja sama tersebut, menurut dia, pegawai Kementerian Keuangan hanya perlu melaporkan satu kali laporan kekayaan dan perpajakannya untuk dua aplikasi sekaligus yakni di ALPHA dan e-LHKPN.

"Saya selama ini menekankan bahwa tidak ada pengecualian, semuanya harus memenuhi e-LHKPN dan ALPHA. Kepatuhan terhadap sikap transapransi dalam bentuk laporan harta dan kekayaan seluruh penyelanggara negara harus dilakukan," kata dia.

Indonesia menjadi salah satu negara terkorup di antara negara G20. Ini terlihat dari Indeks Persepsi Korupsi (IPK) diterbitkan tiap tahun oleh Transparency International.

Indeks ini menilai negara dari 0 - 100 berdasarkan tingkat persepsi korupsi di sektor publik menurut penilaian ahli dan pelaku bisnis serta jajak pendapat. Indonesia mendapatkan skor 37 pada skala 0-100, turun tiga poin dari skor sebelumnya. Adapun skor 0 sangat korup dan skor 100 sangat bersih.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said