Ibu Kota Baru Akan Punya Sistem Antirudal Secanggih Amerika

ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Foto aerial Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (31/8/2019). Sebagian dari kawasan yang masuk sebagai hutan konservasi itu nantinya akan digunakan untuk wilayah ibu kota baru.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
28/12/2021, 16.02 WIB

Bogat mengatakan, pemerintah juga mempersiapkan sistem gerbang maritim virtual di sepanjang Selat Makassar. Sistem ini untuk mendeteksi pergerakan orang dan barang baik di permukaan maupun di bawah laut. Sistem ini akan dipasang dari titik paling utara hingga paling selatan Selat Makassar.

"Hal ini karena Selat Makassar itu berdasarkan peta batimetri dan peta parairan laut adalah wilayah yang sangat rawan dan ideal untuk melepaskan baik rudal maupun serangan bawah air," kata dia.

Berbagai sistem keamanan udara dan laut tersebut dipersiapkan karena posisi ibu kota baru memiliki beberapa risiko. Ibu kota yang berlokasi di Kalimantan Timur itu berdekatan dengan ALKI II dan Check point untuk masuk ke Indonesia melalui jalur laut.

Selain itu, dari udara juga mendekati Flight Information Region (FIR) negara Tetangga yakni Malaysia, Singapura dan Filipina. Posisi ibu kota baru nanti juga berada dalam radius jelajah ICBM dan rudal hipersonik negara tertentu.

"Yang tidak kalah penting, ibu kota negara nanti akan berdekatan dengan terrorist transit triangle Sulu, Sabah dan Poso," kata Bogat.

Bappenas sebelumnya mengungkap rencana pemindahan ibu kota baru akan dimulai tahun 2024. Rencana pemindahan tersebut sudah dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) yang kini tengah dalam pembahasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said