Rupiah Dibuka Menguat, Pembatasan Sosial Bisa Membayangi

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Karyawan melayani nasabah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Jumat (6/11/2020).
30/12/2021, 10.08 WIB

Meski demikian, Ariston juga memberikan catatan pasar kemungkinan akan beralih mewaspadai perkembangan penularan Omicron di dalam negeri. " Bila ada aturan pembatasan kegiatan yang lebih ketat, ini bisa memberikan tekanan ke rupiah," kata dia.

Pemerintah sebelumnya sudah mengumumkan siap memberlakukan lockdown berskala mikro apabila ditemukan transmisi lokal dari varian baru Omicron. Penguncian skala kecil tersebut akan diberlakukan seperti di Wisma Atlet.

Sementara itu, setelah mengumumkan kasus pertama pekan lalu, jumlah pasein Omicron terus bertambah. Berdasarkan data hingga Rabu (29/12), sudah terdapat 68 pasien yang terinfeksi Omicron, bertambah 21 kasus baru dari laporan awal pekan ini. Seluruh tambahan kasus baru tersebut berasal dari luar negeri, beberapa yang datang dari Arab Saudi, Tukri dan Uni Emirat Arab.

Sementara itu, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto memperkirakan rupiah berpotensi bergerak di rentang Rp 14.210-Rp 14.272 per dolar AS. Sentimen pelemahan didorong kekhawatiran penyebaran Omicron baik secara global maupun domestik.

Namun, rupiah juga masih berpotensi menguat. "Pasar masih berpotensi bergerak positif sejalan dengan kondisi likuiditas global yang masih tinggi karena kebijakan The Fed yang masih akomodatif," kata Rully kepada Katadata.co.id

Dari dalam negeri, pasar juga menanti rilis data inflasi terbaru yang akan dirilis awal pekan depan. Inflasi kemungkinan di bawah target bank sentral sekalipun kenaikan harga-harga mulai terlihat di akhir tahun ini.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said