BI Ramal Inflasi Januari 0,58% Dipicu Kenaikan Harga Bahan Bakar

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax di Pertashop (Pertamina Shop) Desa Mambalan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Minggu (28/3/2021). Bisnis mendirikan outlet mini atau Pertashop di lokasi pedesaan yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan LPG non subsidi yang harganya sama dengan SPBU saat ini menjadi peluang usaha yang mulai diminati di Lombok.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
21/1/2022, 19.59 WIB

Bank Indonesia (BI) memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) pada Januari kembali mencatatkan inflasi 0,58% secara month-to-month (mtm). Kenaikan harga-harga diperkirakan masih akan tinggi di awal tahun ini, terutama didorong kenaikan harga bahan bakar dan daging ayam ras. 

"Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu ketiga Januari 2022, perkembangan harga pada Januari 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,58% secara mtm," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/1).

Sementara itu, inflasi tahunan tercapai sebesar 2,2%. Perkiraan ini lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi tahunan  bulan Desember sebesar 1,87%.

Erwin mengatakan, penyumbang utama inflasi Januari dari hasil pemantauan pekan ini yaitu komoditas bahan bakar rumah tangga (BBRT) sebesar 0,12% secara mtm dan daging ayam ras sebesar 0,09%. 

Selain itu, telur ayam ras dan tomat masing-masing inflasi sebesar 0,05%, beras sebesar 0,04%, minyak goreng, sabun deterjen bubuk atau cair dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,03%. Cabai rawit dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02%, jeruk, bawang putih, dan mie kering instan masing-masing sebesar 0,01%.

Lebih lanjut, Erwin juga menyebut beberapa komoditas akan mencatat deflais bulan ini. "Komoditas yang mengalami deflasi yaitu cabai merah sebesar 0,05% secara dan tarif angkutan udara sebesar 0,02%" kata dia.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said