Rupiah Diramal Anjlok ke Rp 14.420/US$ Tertekan Kinclongnya Ekonomi AS

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Ilustrasi. Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
28/1/2022, 09.56 WIB

Sentimen koreksi terhadap rupiah juga dipengaruhi penanganan pandemi di dalam negeri. Pelaku pasar khawatir terhadap kasus Covid-19 yang terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Pemerintah pada Kamis (27/1) melaporkan kasus Covid-19 bertambah 8.077 orang atau tertinggi sejak 2 September lalu yakni 8.955 orang. DKI Jakarta masih menyumbang lonjakan kasus harian tertinggi sebanyak 4.149 kasus baru atau 51,3% dari total kasus harian nasional.

Mayoritas kasus positif nasional kemarin merupakan penularan di level lokal. Pemerintah melaporkan 7.814 transmisi lokal dan 263 berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Meski dibayangi dua sentimen negatif, Ariston mengatakan rupiah masih berpotensi tidak jatuh terlalu dalam berkat perbaikan di pasar saham.

"Sikap pasar yang mulai masuk kembali ke pasar saham mengambil kesempatan pembelian di harga rendah, mungkin bisa menjadi penahan laju penguatan dolar AS," kata dia.

Beberapa indeks saham Asia bergerak menghijau pagi ini. Nikkei 225 Jepang menguat 1,75% bersama Kospi Korea Selatan 0,9%, Strait Times SIngapura 0,17%, FTSE Bursa Malaysia KLCI 0,32%, IHSG juga menguat 0,11%. Meski demikian indeks lainnya seperti Shanghai SE Composite Cina, Hang Seng Hong Kong dan Nifty 50 India melemah.

Penguatan beberapa indeks saham Asia pagi ini menyusul sejumlah indeks Eropa yang ditutup menguat pada perdagangan semalam, FTSE 100 Inggris menghijau 1,13% bersama DAX Jerman 0,42%, CAC 40 Perancis 0,6% dan IBEX 35 Spanyol 1%. Meski demikian, indeks utama AS kompak melemah.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said