Inflasi Retail Inggris Tertinggi Satu Dekade, Bunga Acuan Naik Lagi?

ANTARA FOTO/Justin Tallis/Pool via REUTERS/RWA/sa.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengendarai sepeda selama kunjungannya ke pasar Makanan dan Minuman Inggris yang didirikan di Downing Street, London, Inggris, Selasa (30/11/2021).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
3/2/2022, 09.19 WIB

Sebelumnya, data inflasi di tingkat konsumen yang dirilis pertengahan bulan lalu menunjukan kenaikan harga yang masih berlanjut.

Inflasi konsumen Inggris pada Desember mencapai 5,4% secara tahunan, rekor tertinggi sejak Maret 1992 atau hampir 30 tahun.

Inflasi inti, yang tidak menghitung komponen harga bergejolak, energi alkohol dan tembakau, telah naik 4,2% secara tahunan. Ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,9%.

 Dua data inflasi ini mengirimkan sinyal kuat bank sentral Inggris (BoE) berpotensi kembali menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan malam ini.

Ekonom ING James Smith memperkirakan BoE akan menaikan suku bunga acuannya 25 basis poin (bps) sehingga menjadi 0,5%.

"Keputusan kenaikan suku bunga yang mengejutkan pada bulan Desember memberitahu kita bahwa BoE, terutama Gubernur BoE Andrew Bailey, jelas khawatir tentang peningkatan tingkat inflasi utama dan risiko siklus harga upah,” kata Smith dikutip dari CNBC Internasional, Senin (31/1).

BoE telah menaikan bunga acuannya pada pertemuan Desember sebesar 15 bps dari 0,1% menjadi 0,25%.

Dengan demikian, jika perkiraan tersebut tidak meleset, berarti BoE akan menaikkan bunga acuannya secara berturut-turut dalam dua pertemuan terakhir. Ini merupakan langkah yang tidak pernah dilakukan salah satu bank sentral utama dunia itu sejak 2004.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said