Sri Mulyani Minta Rumah Sakit Setop Impor Alat Kesehatan

. ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr/Handout
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi dua orang tenaga kesehatan meninjau sejumlah fasilitas usai meresmikan Rumah Sakit Modular Pertamina di Jakarta, Jumat (6/8/2021).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
30/3/2022, 12.10 WIB

Rumah sakit pemerintah yang merupakan Badan Layanan Umum (BLU) diminta untuk terus mengurangi impor alat kesehatan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan agar rumah sakit tidak menjadi salah satu sumber masalah tata kelola BLU di Indonesia.

Sri Mulyani merujuk pada permintaan Presiden Jokowi yang meminta impor pengadaan alat kesehatan dikurangi. "Coba untuk melihat dari industri nasional, jangan ada korupsi dan konflik kepentingan karena alat-alat kesehatan bukan hanya penting bagi pelayanan kesehatan namun juga penting dari sisi keuangan BLU," kata Sri Mulyani dalam acara Rakor BLU 2022, Rabu (30/3).

Bendahara negara itu mengatakan dengan memprioritaskan produksi dalam negeri terdapat beberapa keuntungan, salah satunya dari sisi kinerja keuangan BLU yang akan meningkat. Di samping itu, produksi dalam negeri juga tidak kalah dari sisi kualitas.

Sri Mulyani tidak ingin rumah sakit BLU justru menjadi salah satu sumber dari masalah tata kelola yang buruk. Sebaliknya, BLU perlu menjadi gambaran bahwa pengelolaan keuangan negara berhasil memberi manfaat untuk kesejahteraan masyarakat.

Penggunaan alat kesehatan dalam negeri, kata dia, diharapkan bisa memberi spillover atau dampak ekonomi yang terus berkembang. Ekonomi yang semakin membaik akan mendorong peningkatan kesehatan masyarakat dan membuka kesempatan kerja baru.

Sri Mulyani meminta BLU, termasuk bidang kesehatan untuk melakukan evaluasi selama dua tahun pandemi ini. Ia meminta agar bukan hanya pengelola BLU melainkan juga kepada para pengawas untuk tidak hanya berpaku pada 'business as usual'.

"Pikirkan kalau anda membelanjakan dalam negeri berapa kesempatan kerja tercipta, jangan hanya tergoda dan apalagi kalau ada unsur korupsi," kata Sri Mulyani.

Dia juga memberikan catatan agar berbagai kinerja dari BLU kesehatan tersebut bisa dibagikan kepada publik. Dengan demikian, pengelolaannya lebih terbuka dan masyarakat bisa melihat mana saja rumah sakit pemerintah yang pengelolaannya masih belum baik.

Sebelum Sri Mulyani, Presiden Joko Widodo juga sempat menyentil Menteri Kesehatan karena beberapa kebutuhan di rumah sakit ternyata masih mengandalkan produk dari luar negeri. Dia menyayangkan karena beberapa barang tersebut sebenarnya sudah tersedia di dalam negeri.

"Menteri Kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit. Produksi saya lihat di Yogyakarta ada, Bekasi dan Tangerang ada. Beli impor, mau diterus-teruskan?," kata Jokowi dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3).

Dari data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah atau LKPP 2021 menunjukkan nilai barang yang diimpor pemerintah mencapai triliunan. Produk yang paling banyak diimpor pada tahun lalu ialah alat kesehatan senilai Rp 13,64 triliun.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya akan mendorong produksi alat kesehatan lokal. Kemenkes akan menggandeng universitas dan produsen lokal untuk mengembangkan alat yang dibutuhkan. Apalagi saat ini ada banyak jenis alat kesehatan yang bisa diproduksi dalam negeri.

"Maka ke depan perlu ditingkatkan produk alat kesehatan produksi dalam negeri dengan memperbanyak produk teknologi menengah dan tinggi," kata Nadia saat dihubungi, Senin (28/3).

 

Reporter: Abdul Azis Said