Kementerian Keuangan mencatat, total aset yang dikelola 248 Badan Layanan Umum (BLU) hingga saat ini mencapai Rp 1.170 triliun. Aset BLU terus meningkat dalam 16 tahun terakhir.
"Jumlah SDM BLU saat ini sekitar 235 ribu dan mengelola aset sebesar Rp1.170 triliun. Jenis dana kelolaan BLU semakin beragam, antara lain dana sawit dan kerja sama pembangunan internasional," kata Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu Hadiyanto dalam acara Rakor BLU 2022, Rabu (30/3).
Hadiyanto menjelaskan, BLU terus tumbuh dari semula hanya mencakup sektor kesehatan dan pendidikan, berkembang mencakup rumpun pengelolaan dana, pengelola kawasan, penyediaan barang dan jasa hingga pariwisata. Selain itu, BLU kini tak hanya mengelola kas, tetapi juga mengelola aset, melakukan pengadaan barang atau jasa, bahkan investasi.
Ia mengatakan, tata kelola BLU juga terus berkembang dari semula hanya berupa kelengkapan organisasi, kini juga ke arah penguatan SPI, peran dewan pengawas, implementasi kontrak kinerja, dan penilaian maturitas BLU.
Perkembangan tersebut, menurut dia, ikut memberi sumbangan positif pada perekonomian Indonesia. Salah satunya dari sisi penerimaan negara. Sekalipun dihantam pandemi dua tahun terakhir dan kondisi perekonomian yang bergejolak, setoran BLU kepada negara pada tahun lalu berhasil tumbuh 80,85% mencapai Rp 126,02 triliun.
"Angka tersebut berarti 214% lebih besar dari target yang ditetapkan dan berkontribusi sebesar 27,5% dari total Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) nasional," kata Hadiyanto.
Kinerja positif BLU bukan hanya terlihat dari sisi setoran ke negara, tetapi juga layanan kepada masyarakat. Ia mencontohkan, BLU berupa rumah sakit pemerintah hanya berkontribusi 3,06% dari total rumah sakit di Indonesia. Meski begitu, rumah sakit tersebut berkontribusi terhadap 15,4% dari seluruh pelayanan rumah sakit nasional.
"Pada masa covid, 82 rumah sakit BLU merupakan rumah sakit rujukan covid-19, dan 4 rumah sakit BLU menjadi rumah sakit khusus covid-19 yang telah didukung dengan teknologi informasi," kata Hadiyanto.
Dari sektor pendidikan, jumlah perguruan tinggi BLU hanya 2,96% dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Tetapi, ia menyebut kampus-kampus tersebut menampung 24,45% dari mahasiswa di Indonesia. Selain itu, selama pandemi, kampus-kampus tersebut juga sudah memberi relaksasi tarif pendidikan hingga Rp 496 miliar.
Meski mencatat kinerja positif, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperingatkan manajemen BLU agar tidak terlena. Penerimaan yang moncer pada tahun lalu mungkin saja tidak menggambarkan kinerja yang sesungguhnya.
Bendahara negara itu mengatakan, penerimaan negara yang kinclong tahun lalu terutama yang disumbangkan oleh BLU bidang kesehatan dan komoditas kelapa sawit. Hal ini tidak lepas dari sektor kesehatan yang meraup untung paling besar saat pandemi, sementara penerimaan BLU kelapa sawit yang tinggi berkat kenaikan harga CPO.
"Jadi jangan terlalu terlena dengan angka pertumbuhan yang besar, karena pertumbuhan itu apakah sifatnya hanya shock sementara atau merupakan hasil kinerja yang memang benar-benar menunjukkan prestasi," kata Sri Mulyani dalam acara Rakor BLU 2022, Rabu (30/3)
Oleh karena itu, ia juga ingin agar pimpinan serta dewan pengawas BLU bisa memanfaatkan pandemi ini untuk transformasi kinerja, termasuk melalui digitalisasi. Selain itu, BLU juga diingatkan untuk terus memperbaiki layanan sehingga bisa terus berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi.