Belanja subsidi energi sepanjang kuartal I tahun ini melonjak 80% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 38,51 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kenaikan harga komoditas berdampak terhadap meningkatnya beban subsidi dan kompensasi.
Pembayaran subsidi energi ini terdiri dari penyaluran subsidi reguler Rp 28,34 triliun dan pembayaran kurang bayar tahun sebelumnya Rp 10,17 triliun.
"Terlihat kalau tiga tahun berturut-turut, subsidi reguler berkisar Rp 15 - Rp 19 triliun, tahun ini melonjak sangat tinggi di Rp 28,3 triliun plus Rp 10 triliun," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA edisi April 2022, Rabu (20/4).
Kenaikan pembayaran subsidi pada Maret sebetulnya hanya terjadi pada pembayaran subsidi reguler. Pemerintah belum melanjutkan pembayaran untuk kurang bayar tahun sebelumnya, terlihat dari realisasi pembayarannya yang tidak berubah dari laporan bulan sebelumnya.
Belanja untuk subsidi reguler pada Maret saja mencapai Rp 16,86 triliun. Nilainya lebih tinggi jika dibandingkan subsidi reguler dua bulan sebelumnya yang secara kumulatif Rp 11,48 triliun.
Sri Mulyani pada bulan lalu melaporkan pemerintah masih memiliki utang kompensasi subsidi energi ke PT Pertamina dan PT PLN sebesar Rp 109 triliun. Ini terdiri atas sisa kewajiban kompensasi ke Pertamina Rp 84,4 triliun dan ke PLN Rp 24,6 triliun. Nominal tersebut merupakan sisa kewajiban kompensas hingga akhir tahun lalu.
Bendahara Negara ini menyebut, aktivitas masyarakat yang makin meningkat menyebabkan penyaluran subsidi energi secara volume juga meningkat. Sampai dengan Februari 2022, realisasi subsidi BBM jenis solar dan mitan mencapai 2,66 juta kilo liter. Penyaluran subsidi BBM naik 367 ribu kilo liter dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penyaluran untuk subsidi LPG tabung 3 Kg juga naik, dari 1,16 juta Kg pada tahun lalu menjadi 1,21 juta Kg pada tahun ini. Subsidi energi juga sudah dimanfaatkan oleh 38,3 juta pelanggan listrik, naik 1 juta dibandingkan tahun lalu.
"Di satu sisi, volume konsumsi listrik subsidi menurun dari 11,6 TwH menadi 9,8 TwH," kata Sri Mulyani.
Kenaikan pada penyaluran subsidi energi juga terjadi pada penyaluran subsidi non energi. Penyaluran subsidi pupuk selam dua bulan pertama tahun ini sudah mencapai 2,2 juta ton, naik 300 ribu ton dibandingkan tahun lalu. Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) juga sudah mencapai Rp 93,3 triliun, naik signifikan dari Rp 58,5 triliun pada tahun lalu.
"APBN juga memberikan bantuan untuk uang muka perumahan dan realisasinya melonjak sangat tinggi yang tahun lalu hanya 1,7 ribu rumah sekarang menjadi 25,8 ribu rumah, melonjak sangat tinggi," kata Sri Mulyani.