Sri Mulyani Akan Rombak APBN, Penerimaan Negara Diramal Naik 11%

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan, ada perbedaan tantangan dalam mengelola APBN pada tahun ini dibandingkan tahun lalu yang mulai beralih dari pandemi Covid-19 kepada dinamika global, seperti inflasi serta dampak dari perang.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
11/5/2022, 17.28 WIB

Pemerintah berencana merombak postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara  (APBN) 2022 seiring dampak dari perang Rusia dan Ukraina yang mendongrak harga komoditas. Perubahan postur antara lain akan dilakukan pada target pendapatan negara yang diperkirakan terealisasi lebih tinggi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pendapatan negara akan tumbuh 11% pada tahun ini dibandingkan realisasi tahun lalu. Dalam APBN 2022, pemerintah menargetkan pendapatan negara mencapai Rp 1.846,1 triliun. Target ini lebih tinggi dibandingkan target APBN 2021 sebesar Rp 1.743,6 triliun, tetapi  lebih rendah dibandingkan realisasi tahun lalu berdasarkan data unaudited Rp 2.011,4 triliun. 

"Pendapatan kita kemungkinan naik lebih dari 11% karena harga minyak naik, batu bara naik, CPO naik. Jadi, kita akan punya pertumbuhan penerimaan negara yang tinggi," ujar Sri Mulyani saat muncul di Kompas TV, Selasa malam (10/5).

Meski demikian, menurut dia, tambahan penerimaan ini telah dialokasikan untuk memberikan bantalan sosial kepada masyarakat dari shock akibat kenaikan harga. Ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi. 

Di samping itu, kenaikan harga komoditas juga memberikan dampak negatif kepada APBN, yakni membengkaknya belanja subsidi.

Sri Mulyani menekankan, ada perbedaan tantangan dalam mengelola APBN pada tahun ini dibandingkan tahun lalu yang mulai beralih dari pandemi Covid-19 kepada dinamika global, seperti inflasi serta dampak dari perang. Ini mempengaruhi respons APBN. 

Ia menjelaskan, pemerintah saat ini kembali menyediakan anggaran untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 455,62 triliun tahun ini. Namun, peruntukan dari anggaran itu berubah seiring perubahan tantangan yang dihadapi. 

"Sekarang belanja PEN akan didominasi tetapi bansos, tetapi juga dalam bentuk bantalan subsidi untuk mengurangi shock yang begitu dahsyat yang berasal dari luar," ujarnya.

 Adapun pada tahun lalu, pos belanja PEN paling besar mengalir untuk kesehatan, terutama untuk mendukung vaksinasi dan terapuetik.

Sri Mulyani mengatakan, perubahan postur APBN 2022 akan dibahas dengan DPR dalam dua bulan ke depan. Adapun rencana perombakan anggaran ini telah dibahas dalam sidang kabinet.

Postur APBN tahun ini dirancang dengan defisit lebih rendah dari target tahun lalu yakni 4,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp 868 triliun. Sampai dengan kuartal pertama tahun ini realisasinya masih berhasil surplus Rp 10,3 triliun.

Pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp 1.846,1 triliun. Sampai akhir Maret lalu, realisasinya sudah mencapai Rp 501 triliun atau 27,1% dari target. Pendapatan negara ini tumbuh 32,1% dibandingkan tahun lalu terutama pada penerimaan pajak.

Belanja negara ditargetkan sebesar Rp 2.714,2 triliun, dengan realisasi baru mencapai RP 18% atau Rp 490,6 triliun. Belanja negara pada kuartal pertama tahun ini turun 6,2% dibandingkan tahun lalu.