Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyepakati asumsi makro dalam Rancangan Anggaran dan Belanja Negara (RAPBN) 2023. Target pertumbuhan ekonomi tahun depan disepakati 5,3%-5,9%.
"Dari komisi XI, asumsi dasar ekonomi makro dengan target pertumbuhan ekonomi 5,4%-5,9% sama dengan usulan pemerintah, dan inflasi juga sama dengan usulan pemerintah 2%-4%," kata Ketua Banggar Said Abdullah dalam rapat panja, Senin (13/6).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan, target pertumbuhan tahun depan menggambarkan optimisme pemulihan ekonomi. Meski demikian, bukan berarti pemulihan ekonomi tahun depan akan mulus tanpa guncangan.
"Masuk 2023, ketidakpastian akan lebih tinggi lagi," kata Febrio dalam rapat bersama Said pagi ini.
Ia mengatakan ketidakpastian masih menyelimuti pasar keuangan internasional. Hal ini tidak lepas karena imbas kenaikan bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed. Akibat kenaikan bunga tersebut, negara berkembang termasuk Indonesia menurutnya masih harus terus waspada.
Berbagai asumsi makro yang disepakati dalam Rapat Panja pagi ini merupakan hasil pembahasan antara pemerintah dengan Komisi XI pekan lalu. Adapun rincian asumsi makro RAPBN 2023 yang disepakati antara Banggar DPR RI, pemerintah dan Bank Indonesia pagi ini antara lain,
Asumsi Dasar Ekonomi Makro
- Target pertumbuhan ekonomi 5,3%-5,9%
- Inflasi 2%-4%
- Nilai tukar rupiah Rp 14.300 - Rp 14800 per dolar AS
- Yield SBN 10 tahun 7,34%-9,16%
Target Pembangunan
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,3%-6%
- Tingkat kemiskinan 7,5%-8,6%
- Gini rasio 0,375-0,378
- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,31-73,4
Indikator Pembangunan Ekonomi
- Nilai tukar petani (NTP) 105-107
- Nilai Tukar Nelayan (NTN) 107-108.