BPS Catat Inflasi Tahunan Juni Tembus 4,35%, Tertinggi Sejak Juni 2017

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Ilustrasi. Harga cabai merah yang melonjak menjadi salah satu penyumbang inflasi pada Juni.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
1/7/2022, 09.27 WIB

Badan Pusat Statistik melaporkan inflasi pada Juni sebesar 0,61% secara bulanan atau 4,35% secara tahunan. Inflasi disumbang oleh kenaikan harga pangan, seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam.

"Inflasi 4,35% ini merupakan yang tertinggi sejak Juni 2017 sebesar 4,35%," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers BPS, Jumat (1/7).

Margo mencatat, inflasi kalender pada Juni juga meningkat menjadi 3,19%. Inflasi pada Juni terjadi di 85 kota dari total 90 kota yang disurvei BPS, sedangkan lima kota masih mengalami inflasi. 

Berdasarkan komponennya, menurut Margo, inflasi terutama disumbang oleh komponen harga yang bergejolah dengan inflasi mencapi 2,51% dan andil o,44%. Sementara komponen harga yang diatur pemerintah mencatatkan inflasi 0,05% dan andil 0,27%, sedangkan inflasi komponen inti sebesar 0,12% dengan andil 0,19%. 

Margo menjelaskan, berdasarkan kelompoknya, harga makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan inflasi tertinggi 1,77% dengan andil inflasi 0,47%. Inflasi pada kelompok ini terutama disumbangkan oleh kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam. 

"Kenaikan harga cabai dan bawang merah terutama disebabkan faktor cuaca, terjadi hujan lebat di berbagai sentra produksi sehingga gagal panen dan suplai terganggu," ujarnya. 

Kelompok transportasi juga memberikan andil terbesar kedua sebesar 0,44% dengan kenaikan inflasi 0,3%. Kenaikan inflasi pada kelompok ini disebabkan kenaikan tarif pesawat dengan andil 0,03% akibat kenaikan harga avtur. 

"Pemerintah mengizinkan penyesuaian biaya atau fuel surcharge  dan lonjakan permintaan masyarakat dengan dilonggarkan syarat perjalanan dengan pesawat," kata dia. 

Angka inflasi pada Juni ini berada di atas prediksi para ekonom. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumul memperkirakan inflasi secara bulanan mencapai 0,52% , atau lebih tinggi dari Mei sebesar 0,4%. Ia memperkirakan, inflasi secara tahunan mencapai 4,26% juga di atas bulan sebelunnya 3,55% dan melampaui batas atas target bank sentral di 4%.

"Harga bahan pangan dan processed food mulai naik, terutama cabai, daging ayam dan bawang," kata David kepada Katadata.co.id, Kamis (30/6).

Ia memperkirakan inflasi harga konsumen secara keseluruhan tahun bakal menyentuh 5% dengan inflasi inti tahun ini di sekitar 4%.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memperkirakan inflasi Juni akan menanjak tapi belum setinggi perkiraan David. Inflasi akan menyentuh 0,44% secara bulanan dan 4,17% secara tahunan.

"Peningkatan inflasi di bulan Juni disebabkan oleh peningkatan inflasi dari komponen inflasi inti disertai dengan inflasi barang bergejolak yang masih tinggi," kata Josua.

Menurut dia,  beberapa harga pangan masih mencatatkan kenaikan sepanjang bulan Juni antara lain bawang putih, cabai rawit, dan cabai merah. Meskipun demikian, penurunan secara gradual harga minyak goreng turut berkontribusi deflasi pada indeks harga konsumen bulan ini.

Sementara itum Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi Juni menyentuh 0,52% secara bulanan dan inflasi tahunan 4,26%. "Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kendala pasokan pangan, terkait cuaca dan masalah pada rantai pasokan dan jalur distribusi, serta permintaan pangan yang padat," kata Faisal dalam risetnya.

Namun, inflasi inti tampaknya masih akan relatif rendah sekalipun naik dari bulan sebelumnya menjadi 2,68% secara tahunan. Meski begitu, ia juga melihat tren kenaikan pada komponen ini mungkin berlanjut pada paruh kedua tahun ini seiring membaiknya permintaan. 

Reporter: Abdul Azis Said