Surplus Neraca Dagang Juli Turun jadi US$ 4,23 M, Impor Migas Naik 21%

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Suasana Terminal 3 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
15/8/2022, 12.15 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca dagang pada Juli melambat menjadi US$ 4,23 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 5,09 miliar. Penurunan dipengaruhi ekspor yang secara bulanan turun dan impor migas yang mengalami kenaikan.

Berlanjutnya surplus neraca dagang pada Juli ini membuat surplus berlangsung selama 27 bulan beruntun.

Nilai ekspor Indonesia pada Juli tercatat US$ 25,57 miliar atau turun 2,2% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, nilai ekspor masih tumbuh 32,03% secara tahunan. Penurunan secara bulanan ini disebabkan oleh penurunan ekspor sejumlah komoditas unggulan Indonesia.

Penurunan terbesar besi dan baja sebesar 11,51% atau turun US$ 257,5 juta, disusul timah dan barang yang turun 54% atau sebesar US$ 145,5, nikel turun 15,5% atau US$ 94,9 juta serta ekspor kapal perahu dan struktur terapung yang amblas 82% atau turun US$ 73,7 juta. Penurunan ekspor besi dan baja terutama untuk pengiriman ke Cina, India dan Turki.

"Ekspor migas dan industri pengolahan turun secara bulanan, sementara sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta pertambangan masih naik kalau dilihat secara bulanan," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers daring, Senin (15/8).

Ekspor migas tercatat sebesar US$ 1,38 mliar, turun 11,24% dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor industri pengolahan sebesar US$ 17,44 miliar atau turun 4,45% dibandingkan bulan Juni. Adapun ekspor komoditas pertanian meningkat 4,27% secara bulanan serta pertambanagan yang tumbuh 6,61%.

Nilai impor pada Juli sebesar US$ 21,35 miliar, naik 1,64% dibandingkan bulan sebelumnya serta 39,86% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Peningkatan terutama yang berasal dari migas sedangkan impor nonmigas secara bulanan turun.

Impor migas pada Juli sebesar US$ 4,46 miliar, naik 21,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun, impor nonmigas turun 2,5% menjadi US$ 16,89 miliar. Penurunan untuk impor non migas terutama yang berasal dari impor konsumsi dan barang modal.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said