Sri Mulyani Beberkan Data Subsidi Energi Banyak Dinikmati Warga Mampu

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) menekankan, ratusan triliun anggaran subsidi energi lebih banyak dinikmai masyarakat mampu.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
26/8/2022, 18.29 WIB

Pemerintah menggelontorkan anggaran subsidi energi mencapai Rp 502 triliun pada tahun ini yang diperkirakan tak akan cukup hingga akhir tahun jika harga BBM bersubsidi tak naik. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, mayoritas subsidi Solar, Pertalite, dan LPG 3 kg dinikmati rumah tangga mampu. 

"Kami sudah menghitung sesuai permintaan Bapak Presiden untuk melihat kemampuan APBN. Jika tren kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan kurs, dan volume terus melampaui kuota, maka anggaran subsidi dan kompensasi harus ditambah lagi Rp 195,6 triliun," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers, Jumat (26/8). 

Sri Mulyani membeberkan, pemeritah telah menambah subsidi BBM dan LPG sebesar Rp 71,8 trilun untuk BBM dan LPG, serta Rp 3,1 triliun untuk listrik. Dengan demikian dana subsidi meningkat menjadi Rp 208,9 triliun dan dana kompensasi BBM meningkat Rp 252 triliun. 

Kenaikan subsidi energi tersebut, menurut Sri Mulyani, membuat pemerintah dapat menahan kenaikan harga Solar, Pertalite, dan LPG 3 kg. Harga solar yang nilai keekonomiannya Rp 13.950 per liter saat ini dijual seharga Rp 5.150 per liter, sedangkan harga Pertalite yang memiliki harga keekonomian Rp 14.450 per liter dijual  Rp 7.650 per liter.

Harga keekonomian LPG tabung melon yang saat ini mencapai Rp 18.500 per kg, bahkan hanya dijual Rp 4.250 per kg. Pemerintah memberikan subsidi untuk Solar mencapai Rp 8.800 per liter, Pertalite Rp 6.800 per liter, dan LPG 3 kg Rp 14.250 per kg. 

Pemerintah bahkan memberikan subsidi pada harga Pertamax sebesar Rp 4.800 per kg karena harga keekonomian yang seharusnya mencapai Rp 17.300 per liter. 

"Subsidi ratusan triliun yang kita berikan justru dinikmati oleh masyarakat kelompok mampu," ujar Sri Mulyani. 

Ia menyebut, hanya 11% subsidi Solar yang dinikmati oleh rumah tangga, sedangkan 89% dinikmati oleh dunia usaha. Dari 11% subsidi solar yang dinikmati rumah tangga, 95% dinikmati oleh rumah tangga mampu dan hanya 5% yang dinikmati rumah tangga miskin yakni para petani dan nelayan. 

Sementara pada subsidi Pertalite, menurut Sri Mulyani, 86% dinikmati oleh rumah tangga dan 14% dunia usaha. Adapun dari total subsidi Pertalite yang dinimati rumah tangga, 80% dinikmati rumah tangga mampu dan hanya 20% yang dinikmati rumah tangga miskin.

Ia juga menyebutkan bahwa 68% subsidi LPG 3 kg dinikmati oleh rumah tangga mampu. Sementara 98% konsumsi Pertamax dinikmati rumah tangga, di mana 86% di antaranya merupakan kelompok mampu.