WHO Sebut Pandemi Akan Berakhir, Ekonomi RI Sudah Benar Pulih?

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Sejumlah kendaraan bermotor yang akan menuju Jakarta terjebak kemacetan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Bekasi, Jawa Barat, Senin (19/9/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
19/9/2022, 19.38 WIB

"Misalnya industri penerbangan yang sepertinya baru sekitar 60-70% dari posisi sebelum pandemi, akomodasi dan perhotelan juga belum pulih meskipun cashflow-nya kini sudah mulai bagus, sementara yang lain sudah lebih tinggi dari pra pandemi," kata David.

Meskipun pandemi tampaknya akan berakhir, tapi tantangan Indonesia kini mulai beralih. David menyebut risiko ekonomi Indonesia sekarang beralih ke pengetatan pasar keuangan global. Siklus pengetatan moneter terutama di negara-negara maju telah meningkatkan risiko di investasi portofolio.

Bank sentral AS, The Fed sudah mengerek suku bunga 225 bps dalam empat pertemuan terakhir. Sebelum The Fed mengumumkan kenaikan bunga, volatilitas di pasar keuangan sebetulnya sudah meningkat sejak akhir tahun lalu seiring sentimen tapering off The Fed yang sudah bergulir kencang.

"Perlambatan ekonomi global juga harus kita waspadai, karena mungkin ekonomi dunia ke depan tidak akan sekuat sekarang, pertumbuhannya terpengaruh kenaikan suku bunga dan harga energi tinggi," kata David.

Sri Mulyani dalam beberapa kesempatan sebetulnya berulang kali mengingatkan, risiko ke depan akan bergeser dari pandemi ke sejumlah permasalah. Inflasi tinggi mendorong pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga. Perlambatan ekonomi kemudian menciptakan stagflasi, yakni kombinasi perekonomian yang stagnan dan inflasi tinggi.

Selain itu, banyak negara juga berjuang dengan masalah penumpukan utang dan kini dihadapkan pada risiko krisis utang global. Pandemi dua tahun terakhir memaksa banyak negara terpaksa berhutang untuk menjaga masyarakat dan perekonomiannya.

Kondisi menimbulkan risiko krisis utang, akibat penumpukan utang terjadi di tengah suku bunga naik atau biaya utang makin mahal.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said