BPS Peringatkan Efek Kenaikan Harga BBM ke Inflasi Belum Berakhir

ANTARA FOTO/Ampelsa/wsj.
Ilustrasi. Kenaikan harga BBM menjadi penyumbang utama lonjakan inflasi pada September 2022.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
3/10/2022, 14.32 WIB

"Inflasi yang terjadi pada September sebesar 1,17% secara bulanan merupakan inflasi tertinggi sejak Desember 2014. Saat itu, inflasi mencapai 2,46%." kata Margo.

Margo menjelaskan, penyumbang utama inflasi pada kelompok ini berasal dari bensin yang memberi andil 0,89% terhadap inflasi bulan lalu. Kenaikan harga BBM ikut menyeret kenaikan harga barang lainnya, yakni tarif angkutan dalam kota yang memberi andil inflasi 0,09%. Kenaikan harga solar juga menyumbang inflasi 0,03%, tarif angkutan  antar kota memberi andil 0,03% serta kenaikan tarif angkutan ojek online dan taksi online masing-masing memberi andil 0,02% dan 0,01%.

Namun, harga sejumlah komoditas pangan mencatatkan penurunan secara bulanan. Kelompok makanan, minuman dan tembakau mencatat deflasi 0,30% secara bulanan dan memberi andil deflais 0,08% bulan lalu.

Sejumlah komoditas penyumbang deflasi, antara lain bawang merah sebesar 0,06% secara bulanan, disusul cabai merah 0,05%, minyak goreng 0,03%, tomat 0,02%, cabai rawit 0,02% serta ikan segar 0,01%. Deflasi sejumlah komoditas pangan ini terjadi karena adanya panen raya di sejumlah sentra produksi hortikultura sehingga suplainya cukup.

"Jadi inflasi di September ini lebih karena kenaikan harga BBM, dan juga di sektor transportasi, sementara mampu diredam karena untuk kelompok makanan dan minuman dan tembakau ini mengalami deflasi di September," kata Margo.

 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said