28 Negara Jadi Pasien IMF, Menko Airlangga: Indonesia Masih Aman

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/YU
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers terkait pengendalian inflasi di daerah di Jakarta, Kamis (1/9/2022).
11/10/2022, 18.56 WIB

Presiden Joko Widodo mengatakan sebanyak 28 negara telah dan sedang menunggu bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF). Namun, pemerintah menekankan kondisi internal dan eksternal Indonesia cukup kuat sehingga tidak masuk dalam negara tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan saat ini 14 negara telah memperoleh bantuan dari IMF, sementara itu 14 negara lainnya masih diproses oleh IMF. Menurutnya, dampak dari krisis pangan dan energi tahun ini lebih besar dibandingkan dengan krisis 1998.

"Krisis 1998 hanya beberapa negara di Asia Tenggara yang terkena dampaknya. Namun demikian, presiden mengingatkan untuk mengambil kebijakan secara hati-hati," kata Airlangga di Kompleks Istana Merdeka, Selasa (11/10).

Airlangga mencontohkan kesalahan kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Inggris yang membuat nilai tukar Poundsterling jatuh belum lama ini. Menurutnya, kondisi Rupiah saat ini masih lebih baik dari mayoritas negara, namun nilai tukar Rupiah telah tercatat susut sekitar 6%.

Berdasarkan data Bank Indonesia, kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat per hari ini, Selasa (11/10) adalah Rp 15.362. Angka tersebut melemah 7,59% dibandingkan realisasi akhir 2021 senilai Rp 14.278 per Dolar Amerika Serikat.

Akan tetapi, Airlangga menilai kondisi nilai tukar Rupiah masih lebih baik dibandingkan negara tetangga, seperti Kanada, Nepal, Malaysia, Thailand, dan Inggris.

Selain itu, Airlangga mencatat beberapa indikator ekonomi Indonesia masih cukup baik. Menurutnya, volatility index Indonesia masih ada di posisi 30,49 atau sesuai dengan proyeksi di kisaran 30.

Sebagai informasi, volatility index adalah indikator yang membantu investor untuk menanamkan uangnya. Semakin rendah angkanya, imbal balik yang didapatkan oleh investor akan semakin besar.

"Bahkan Indonesia adalah negara yang pertumbuhan ekonominya di antara negara anggota G20 nomor 2 tertinggi setelah Arab Saudi. Jadi, dari faktor eksternal, Indonesia aman," kata Airlangga.

Airlangga juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 diperkirakan mencapai 4,8% - 5,2%. Menurutnya, prediksi tersebut menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia relatif kuat karena ditopang pasar domestik.

Reporter: Andi M. Arief