Sri Mulyani Lobi Negara Lain Lebih dari 100 Kali agar G20 Tidak Bubar

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) berbincang dengan Secretary of the Treasury United States Janet Yellen (kiri) dan Minister of Finance Saudi Arabia Mohammed Al Jadaan (kanan) sebelum pembukaan The 2nd Joint Finance and Health Ministers Meeting dalam rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia di Bali, Sabtu (12/11/2022).
13/11/2022, 19.20 WIB

Perang di Ukraina membuat hubungan negara-negara G20 memanas hingga sempat dikabarkan akan kehilangan Rusia. Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan menggelar lebih dari seratus pertemuan bilateral baik secara luring maupun daring dengan anggota G20 untuk memastikan agar grup tetrsebut tetap utuh.

Sri Mulyani diketahui menggelar lebih dari seratus pertemuan bilateral dengan anggota-anggota G20, baik di tingkat menteri maupun deputi. Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Wempi Saputra ikut serta dalam pertemuan untuk tingkat deputi.

"Pertemuan ini hanya untuk mendengar aspirasi, maunya mereka bagaimana," ujar Wempi saat ditemui di Hotel Mulia, Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11).

Wempi mengatakan pertemuan bilateral ratusan kali itu merupakan inisiatif Sri Mulyani. Dia mengatakan keberhasilan Sri Mulyani melobi para pejabat negara-negara G20 tidak lepas karena kiprahnya di kancah internasional.

"Semua Menkeu G20 itu sahabatnya Menkeu, beliau kan veteran, jadi bisa ngobrol seperti teman," kata Wempi.

Wempi juga mengatakan beberapa negara sempat meminta Indonesia tak mengundang Rusia saat negara tersebut menyerang Ukraina. Namun RI memutuskan tak mengikuti permintaan tersebut.

"Saat pertemuan April kita undang. Kita paham kalau sekali tidak diundang akan jadi G19, bisa jadi setelah itu berkurang lagi," ujarnya

Wempi enggan menyebut secara lebih jelas pihak-pihak mana saja yang menolak kehadiran Rusia. Namun dalam beberapa pemberitan sebelumnya, kelompok  Amerika Serikat dan negara barat terang-terangan menolak kehadiran Rusia. Bahkan pertemuan sempat diwarnai aksi walk out saat pertemuan Jalur keuangan kedua pada April lalu.

Situasi yang sulit menyebabkan anggota-anggota pesimis grup akan tetap utuh. Namun dengan keanggotan yang masih utuh sampai sekarang, situasi bisa dipertahankan tetap kondusif.

Wempi mengatakan meski anggota G20 terbelah soal biang kerok dari perang, namun mereka tetap sependapat bahwa berbagai masalah penting seperti pandemi, krisis pangan hingga perubahan iklim merupakan ancaman bersama. 

Sri Mulyani sebelumnya sempat memberikan ceritanya soal G20 yang hampir bubar karena perang. Menurutnya, beberapa pihak yang saling berkonflik menolak berada di satu ruanan yang sama. Bendahara negara itu juga bilang terjadi fragmentasi dalam rapat-rapat G20 terutama soal isu yang berkaitan dengan perang.

Reporter: Abdul Azis Said

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.