Sri Mulyani Lebih Optimistis Ketimbang BI soal Ekonomi RI Tahun Depan

Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui banyak risiko yang dapat menyebabkan perlambatan ekonomi pada tahun depan.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
23/11/2022, 13.50 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani lebih optimistis melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan dibandingkan Bank Indonesia. Ia masih meyakini pertumbuhan ekonomi dapat mencapai target APBN 2023 sebesar 5,3% meski downside risk atau risiko penurunan ekonomi meningkat.

"Kalau untuk proyeksinya kami tetap menggunakan yang ada di dalam UU APBN yang asumsinya di 5,3%. Namun memang kata-kata waspada itu menggambarkan donwside risknya muncul sangat kuat," kata Sri Mulyani ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Rabu (23/11).

Risiko yang dimaksud Sri Mulyani, terutama berasal dari luar negeri. Ia mengistilahkan lingkungan global tengah menghadapi 'turbulensi'. Perang Rusia dan Ukraina telah menyundut tekanan inflasi dunia meningkat yang  kemudian mendorong kebijakan moneter yang makin ketat. 

Kombinasi inflasi tinggi yang diikuti pengetatan moneter menyebabkan perekonomian di beberapa negara melemah. Kalaupun lolos dari pertumbuhan negatif, menurut dia, beberapa negara akan menghadapi perlambatan signifikan dengan pertumbuhan positif yang kecil.

Ia juga menekankan, tantangan bukan hanya dari inflasi dan kondisi moneter yang ketat. Risiko ekonomi tahun depan juga berasal dari perlambatan ekonomi Cina akibat kebijakan penanganan Covid-19. Ekonomi dunia bisa terpengaruh jika Cina melanjutkan kebijakan penguncian wilayah.

Berbagai faktor global tersebut berpotensi mempengaruhi ekonomi domestik. "Tapi seberapa besar downside risknya, nanti kita akan lihat sampai akhir tahun ini," ujar Sri Mulyani.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said