Sri Mulyani Beberkan Dampak Era Suku Bunga Tinggi ke Sektor Properti

Dok. Kementerian Keuangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut kenaikan suku bunga akan membuat industri properti tidak mudah.
Penulis: Sri Mulyani
Editor: Agustiyanti
2/12/2022, 13.47 WIB

Tren kenaikan suku bunga akan mempengaruhi minat masyarakat menarik kredit, termasuk di sektor properti. Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani melihat sektor properti untuk segmen kelas menengah bawah kemungkinan masih tahan banting di tengah era suku bunga mahal.

"Sektor properti sekarang mulai bangkit lagi. Memang tidak muda saat suku bunga mulai naik, mungkin yang kelompok menengah bawah akan bisa lebih kuat dari sisi pertumbuhannya," kata Sri Mulyani dalam Kompas100 CEO Forum 2022, Jumat (2/12).

Berdasarkan data BI, pertumbuhan untuk penjualan rumah menunjukan tren perbaikan sejak kuartal terakhir tahun lalu meskipun masih terkontraksi hingga awal tahun ini. Pertumbuhan penjualan rumah pada kuartal ketiga tahun ini sebesar 13,58% secara tahunan, tetap tinggi sekalipun mulai melambat dari kuartal sebelumnya 15,23%.

Perlambatan pada kuartal ketiga lalu terutama berasal dari penjualan untuk rumah tipe menengah dan besar, sedangkan pertumbuhan penjualan rumah tipe kecil terus menguat. Pertumbuhan secara tahunan penjualan rumah tipe kecil pada kuartal tiga mencapai dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan tahunan kuartal sebelumnya. 

Meski demikian, menurut Sri Mulyani, kenaikan suku bunga akan membuat industri properti tidak mudah. Survei BI kuartal ketiga lalu juga menunjukkan suku bunga menjadi faktor ketiga terbesar yang menghambat penjualan properti selain kenaikan harga bahan bangunan dan masalah perizinan atau birokrasi.

Banyak bank sentral di dunia, termasuk Bank Indonesia memang sudah mulai mengerek suku bunga kebijakannya untuk melawan inflasi yang menanjak. BI mengerek bunga 25 bps pada Agustus 2022, kenaikan pertama sejak terakhir kali November 2018. 

Kenaikan Agustus lalu juga menandai berakhirnya era suku bunga rendah yang dipertaankan sepanang pandemi. Kenaikan suku bunga kemudian dilipatgandakan 50 bps selama tiga pertemuan terakhir sehingga mencapai level tertingginya dalam tiga tahun di 5,25% pada November 2022.

Sejumlah pengamat melihat BI berpotensi masih terus mengerek suku bunga setidaknya sampai awal tahun depan. Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pidatonya pada Pertemuan Tahunan BI (PTBI) juga telah mengirim sinyal demikian dengan menyebut kenaikan suku bunga akan dilakukan 'terukur'.

"Kebijakan suku bunga tahun depan front loaded, preemptive dan forward looking secara terukur untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 2%-4% lebih awal yaitu pada semester pertama," kata Perry saat menyampaiakn arah kebijakan BI tahun depan dalam PTBI 2022,  Rabu (30/11).

Reporter: Abdul Azis Said