Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan hingga di atas 5% demi menahan laju inflasi.
Melansir Reuters, sejumlah ekonom menilai kebijakan ini perlu diambil setelah Departemen Ketenagakerjaan AS merilis tingkat pengangguran di 3,4%. Ini merupakan angka terendah dalam 50 tahun terakhir.
Pada Januari 2023, ada penambahan lebih dari 500.000 pekerja baru di AS atau bertambah 260.000 pekerja dari bulan sebelumnya. Ini jauh lebih tinggi daripada perkiraan Dow Jones di kisaran 187.000 pekerja baru.
“Ini laporan yang fenomenal,” ujar Michelle Meyer, Kepala Ekonom Mastercard Economics Institute, seperti dilansir dari CNBC.com.
Presiden The Fed San Fransisco, Mary Daly, pernah menyebut bank sentral berpotensi mengerek suku bunga hingga 5,1% di tahun ini. "Saya siap melakukan lebih dari itu, jika dibutuhkan lebih banyak," ujarnya, dilansir dari Reuters.
Pada awal pekan ini, The Fed sejatinya sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat basis poin menjadi 4,5%-4,75%. Gubernur The Fed Jerome Powell memperkirakan kenaikan ini masih akan berlanjut demi melawan laju inflasi yang terlalu tinggi.
Laporan terbaru tingkat pengangguran di AS diperkirakan bakal menambah tekanan kepada The Fed untuk menaikkan suku bunga hingga mencapai 5%-5,25%.
"Kami benar-benar harus berada dalam sikap kebijakan yang membatasi sampai kami benar-benar memahami dan percaya bahwa inflasi akan turun kembali ke target 2% kami."