Ekspor Impor Lesu, Neraca Pardagangan Januari Masih Surplus US$ 3,8 M
"Penurunan ekspor nonmigas disebabkan oleh penurunan ekspor bahan bakar mineral, bijih logam, terak, dan abu. Komoditas lemah dan minyak hewani turun 9,95% dan besi baja turun 9,26%, kata dia.
Sementara ekspor migas, menurut dia, terutama ditopang oleh hasil minyak yang melonjak 71%.
Di sisi lain, penurunan impor juga seiring dengan pola tahunannya yang biasanya menurun pada awal tahu. Penurunan impor terutama terjadi pada komoditas migas sebesar 9,21% secara bulanan dari US$ 3,2 miliar menjadi 2,91 miliar USD. Sementara impor nonmigas turun 6,75% dari US$ 16,66 miliar menjadi US$ 15,54 miliar.
"Penurunan impor nonmigas karena komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya turun 14,95%, sedangkan barang besi dan baja turun 20%," ujarnya.
Berdasarkan jenisnya, penurunan terbesar terjadi pada impor barang modal mencapai 18,84% menjadi US$ 2,98 miliar. Sementara impor barang konsumsi turun 11,84% menjadi US$ 1,6 miliar dan impor bahan baku penolong turun 3,74% menjadi US$ 13,89 miliar.
BPS juga mencatat, surplus neraca perdagangan bulan lalu terutama disumbangkan oleh surplus perdagangan dengan tiga negara, yakni Amerika Serikat US$ 1,17 miliar, Filipina US$ 909 juta, dan India US$ 810 juta. Sebaliknya, defisit perdagangan terbesar terjadi dengan Thailand US$ 398,8 juta, Australia US$ 353 juta dan Argentina US$ 247 juta.