Bank Indonesia melaporkan, cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2023 sebesar US$ 145,2 miliar. Posisi ini merupakan yang tertinggi dalam 16 bulan terakhir atau sejak Desember 2021.
Cadangan devisa Indonesia akhir bulan lalu naik nyaris US$ 5 miliar hanya dalam sebulan. Kenaikan itu juga menandai tren peningkatan cadangan devisa selama lima bulan beruntun.
"Peningkatan posisi cadangan devisa pada Maret 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Senin (10/3)
Erwin menyebut, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Nilai itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Asesmen BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional," kata Erwin.
Adapun BI mulai menjalankan operasi moneter khusus Bank Indonesia untuk menarik pulang devisa hasil ekspor atau DHE berjalan sejak awal bulan lalu. Dalam dua pekan, sudah sembilan eksportir yang membawa pulang dolarnya karena tertarik dengan bunga deposito tinggi yang ditawarkan bank sentral melakui Term Deposit Valas DHE atau TD Valas DHE.
Melalui instrumen ini, dolar eksportir yang masuk ke rekening khusus di perbankan akan diteruskan ke BI. Sedangkan imbal bunga yang ditawarkan lebih tinggi dari bunga deposito dalam negeri yang biasa maupun bunga deposito luar negeri. "Perkembangan transaksi totalnya sudah mencapai US$ 173 juta (sampai 16 Maret)," kata Direktur Departemen Pengelolaan Moneter BI Ramdan Denny Prakoso dalam acara pelatihan wartawan di Yogyakarta, Sabtu (18/3).
Nilai ini setara dengan Rp 2,6 triliun dengan asumsi US$ 1 setara Rp 15.379. Devisa yang masuk tersebut melalui enam bank yang ditetapkan sebagai peserta. Adapun jumlah bank yang ditetapkan sebanyak 20 bank, termasuk himbara kecuali BTN dan bank swasta nasional maupun kantor cabang bank asing.
Nilai devisa yang direpatriasi tersebut berasal dari sembilan eksportir di sektor pertambangan dan perkebunan. Namun jumlah itu masih jauh dari perkiraan BI sebelumnya akan ada 200 eksportir DHE yang akan bawa pulang dolarnya. "Dengan semakin selesainya masa konsoldiasi, kita tentu lihat ke depan nilainya akan semakin meningkat, jumlah bank yang partisipasi meningkat, demikian juga eksportirnya," kata Denny.