Rupiah Melemah Pagi Ini Jelang Pertemuan The Fed

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Ilustrasi. Rupiah pagi ini melemah bersama dolar Taiwan yang terkoreksi 0,18%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
2/5/2023, 09.54 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 15 poin ke level Rp 14.659 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Namun, rupiah bergerak melemah setelah pembukaan seiring penantian pasar terhadap hasil pertemuan bank sentral AS, The Federal Reserve pekan ini yang diharap hanya menaikkan suku bunga 25 bps.

Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah ke arah Rp 14.704 per dolar AS pada pukul 09.20 WIB, atau melemah 0.21% dari penutupan akhir pekan lalu. 

Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang terapresiasi 0,07% bersama dolar Singapura dan ringgit Malaysia 0,02%, peso Filipina 0,16%, won Korsel dan rupee India 0,01%, sedangkan yuan Cina 0,06%, dan baht Thailand 0,12%. Sebaliknya rupiah melemah bersama dolar Taiwan yang terkoreksi 0,18%.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan, rupiah akan menguat hari ini di tengah berbagai dorongan positif di awal pekan ini. Rupiah kemungkinan menguat ke arah Rp 14.600, dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.750 per dolar AS.

"Pergerakan nilai tukar regional terlihat menguat terhadap dolar AS pagi ini. Ini bisa memberikan sentimen positif ke pergerakan rupiah hari ini," kata Ariston dalam catatannya pagi ini, Selasa (2/5).

Pasar menyambut positif rapat bank sentral AS, The Fed pekan ini yang diramal tak akan agresif mengerek suku bunga. Mayoritas memperkirakan suku bunga The Fed hanya akan naik 25 bps lagi dan diharap menjadi kenaikan terakhir tahun ini.

Selain itu, pasar juga menyambut positif langkah raksasa keuangan AS, JP Morgan mengambilalih bank bermasalah di AS, First Republic. Aksi akuisiasi ini membantu memberikan sentimen positif ke pasar keuangan karena ini bisa mengurangi dampak negatif dari kejatuhan bank besar ke perekonomian. 

Dari dalam negeri menurut dia, pasar menunggu rilis data inflasi yang kemungkinan masih memperlihatkan indeks harga yang masih terkendali. Data ini akan memberikan sentimen positif ke rupiah. 

Namun, Ariston menyebut pelaku pasar perlu mencermati perubahan sentimen. Pasar bisa saja fokus kepada rapat The Fed di pekan ini yang akan menaikan suku bunga acuannya sehingga untuk sementara mengalihkan asetnya ke dolar AS.

Berbeda, analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan melemah hari ini tertekan penguatan dolar AS setelah data manufaktur dan indeks harga manufaktur pada April yang naik lebih tinggi. Rupiah kemungkinan bergerak di rentang Rp 14.600-Rp 14.750 per dolar AS.

"Namun perlemahan akan terbatas mengingat sentimen positif domestik serta kuatnya permintaan SBN. Dari domestik, investor menantikan data inflasi Indonesia bulan April yang diperkirakan akan lebih rendah, hal ini dapat mendukung rupiah," kata Lukman dalam catatannya.

 

Reporter: Abdul Azis Said