Rupiah Melemah Tipis karena Investor Masih Pantau Data Ekonomi AS

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Ilustrasi. Rupiah bergerak menguat dari posisi pembukaan ke level Rp 14.886 per dolar AS. Namun, posisi ini masih melemah 0,02% dibandingkan kemarin.
Penulis: Agustiyanti
13/6/2023, 10.42 WIB

Nilai tukar rupiah melemah 12 poin ke level Rp 14.875 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (12/6). Kurs rupiah melemah karena investor masih memantau kondisi pasar menjelang pengumuman inflasi dan kebijakan suku bunga di Amerika Serikat. 

Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak menguat dari posisi pembukaan ke level Rp 14.886 per dolar AS. Namun, posisi ini masih melemah 0,02% dibandingkan kemarin.

Mayoritas mata uang Asia juste menguat terhadap dolar AS pagi ini. Yen Jepang menguat 0,18%, dolar Singapura 0,13%, dolar Taiwan 0,08%, baht Thailand, dan won Korea 1,07%. Adanya ringgit Malaysia dan yuan Cina yang juga melemah masing-masing 0,05% dan 0,16%. Sementara dolar Hong Kong dan rupee India stagnan.

Analis Mata Uang Lukman Leong menyatakan pelemahan rupiah, karena investor masih anxious dan cenderung wait and see menjelang data penting inflasi Amerika Serikat (AS) malam ini dan Federal Open Market Committee (FOMC) besok, Rabu (14/6).

"Namun, pelemahan rupiah akan terbatas dan mungkin bisa rebound didukung oleh permintaan SBN (Surat Berharga Negara) yang masih kuat, tercermin dari imbal hasil obligasi Indonesia yg masih turun," kata dia, di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, inflasi AS berpotensi turun ke kisaran 4,1% secara tahunan. Sementara The Fed diduga takkan menaikkan suku bunga pada besok, Rabu (14/6).​​

"Rupiah berpotensi akan kembali menguat setelah kedua data tersebut," ujar Lukman.

Di sisi lain, menurut dia, investor masih akan memantau data-data di dalam negeri, salah satunya ekspor impor yang diperkirakan masih akan mengalami surplus bulan lalu sebesar US$ 3 miliar.  Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran sempit Rp14.800-Rp14,900 per dolar AS.

Analis ICDX Revandra Aritama juga menganggap sentimen pasar terkait pergerakan rupiaj masih menunggu hasil rapat FOMC.

"Banyak kabar yang menyebut potensi The Fed untuk menahan nilai suku bunga cukup besar, mengingat nilai suku bunga saat ini cukup tinggi dan kondisi ekonomi internal AS yang dikabarkan kurang baik," kata dia.

Jika benar hasil rapat FOMC menahan nilai suku bunga, menurut dia,  rupiah memiliki peluang untuk menguat cukup besar. Ini terutama mengingat faktor fundamental ekonomi Indonesia cukup baik.

Reporter: Antara