Laporan Khusus | KTT ASEAN 2023

Pertemuan Menlu ASEAN dan Cina Bahas LCS hingga Kendaraan Listrik

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/YU
Menlu Vietnam Bui Thanh Son (kiri) berbincang bersama Menlu Thailand Don Pramudwinai (kanan) sebelum Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) bersama China di Jakarta, Kamis (13/7/2023).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
13/7/2023, 16.08 WIB

Pertemuan menteri luar negeri negara-negara anggota ASEAN dan Cina di Jakarta hari ini turut membahas kerja sama ekonomi, salah satunya pengembangan kendaraan listrik. Isu lainnya juga dibahas, termasuk soal Laut Cina Selatan atau LCS. 

Pertemuan di Hotel Shangri-La, Jakarta ini berlangsung tertutup. Namun, keterangan resmi Kementerian Luar Negeri merincikan beberapa hal yang disampaikan Cina dalam pertemuan tersebut, salah satunya kerja sama ekonomi. 

Cina menekankan beberapa kerja sama prioritas dengan ASEAN seperti pertanian, pengembangan kendaran listrik, ekonomi biru, dan people-to-people contacts. Meski demikian, belum ada detil terkait pembahasan soal kerja sama kendaraan listrik yang dimaksud.

Pertemuan itu juga mendorong peningkatan kerja sama ekonomi ASEAN dan Cina melalui penyelesaian negosiasi Free Trade Areement (FTA) seri ketiga untuk memperkuat hubungan dagang dan rantai pasok kawasan. Pertemuan juga menekankan pentingnya revitalisasi konektivitas pasca pandemi, termasuk realisasi komitmen Cina dalam pembangunan infrastruktur kawasan.

Selain itu, pertemuan mendorong kerja sama penanganan perubahan iklim, termasuk untuk memastikan ketahanan pangan kawasan, serta pengembangan energi baru dan terbarukan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang memimpin pertemuan menyinggung pentingnya kerja sama ASEAN dengan Cina seiring hubungan ekonomi yang erat dua kawasan. Cina dan ASEAN memiliki nilai perdagangan sangat besar. Cina juga merupakan salah satu negara penyumbang investasi asing terbesar ke ASEAN.

 "Kemitraan kita semakin penting di tengah tantangan yang semakin meningkat,” kata Retno dalam keterangannya, Kamis (13/7). 

Di luar isu ekonomi, ASEAN dan Cina turut membahas isu keamanan terutama soal Laut Cina Selatan atau LCS. ASEAN dan Cina menyepakati panduan atau guideline untuk mempercepat perundingan Kode Etik atau Code of Conduct (COC) terkait LCS. 

Retno juga mengatakan hubungan ASEAN dan Cina juga menorehkan sejarah penting pada tahun ini, yakni peringatan 20 tahun aksesi Cina atas perjanjian persahabatan dan kerja sama ASEAN atau TAC.

Reporter: Abdul Azis Said

Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.

Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.

Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.

#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData