Sri Mulyani akan Belanja Rp 1.155 Triliun dalam 3 Bulan Terakhir 2023

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan paparan dalam konferensi pers APBN KiTa di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (25/10/2023). Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN mengalami surplus sebesar Rp67,7 triliun hingga September 2023 atau setara 0,32 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan surplus APBN pada September 2022 yang tercatat sebesar Rp60,9 triliun.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
25/10/2023, 21.10 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menggelontorkan belanja negara mencapai Rp 1.555,7 triliun dalam sisa tiga bulan terakhir tahun ini. Ia memperkirakan belanja negara hingga akhir tahun akan mencapai Rp 3.123,7 triliun, melampaui target APBN 2023 sebesar Rp 3.061,2 triliun. 

Realisasi belanja negara hingga September 2023 tercatat sebesar Rp 1.967,9 triliun, atau baru mencapai 64,3% dari pagu APBN 2023. Sri Mulyani menjelaskan, lonjakan belanja akan terjadi terutama dalam dua bulan terakhir tahun ini sesuai dengan siklus yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, terutama terkait transfer daerah dan belanja kementerian/lembaga. 

"Kami masih akan membelanjakan Rp 1.155,7 triliun, tetapi defisitnya akan  dijaga 2,3% atau lebih rendah dari itu. Ini yang sedang kami terus kelola," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (25/10).

Ia memperkirakan, defisit anggara pada tahun ini akan mencapai Rp 486,4 triliun, lebih rendah dibandingkan proyeksi pemerintah pada awal 2023 yang mencapai Rp 598,2 triliun.

Sri Mulyani memprediksi, belanja pemerintah pusat pada Oktober-Desember 2023 akan mencapai 901,3 triliun, sedangkan transfer daerah mencapai Rp 254,4 triliun. Seluruh dana tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan pembayaran kontrak maupun tagihan tahun ini.

Di sisi lain, Sri Mulyani juga mencatat pendapatan negara hingga September 2023 telah terkumpul Rp 2.035,6 triliun atau 82,6% dari target APBN 2023. Jumlah ini naik 3,1% dibanding pendapatan periode yang sama tahun lalu.

"Dengan demikian, APBN dalam posisi surplus Rp 67,7 triliun atau 0,32% terhadap produk domestik bruto (PDB), dengan keseimbangan primer Rp 389,7 triliun," ujar dia.




Reporter: Andi M. Arief